Bangku panjang berderet menjadi sasaranku menaruh kejengkelan. Kutaruh pantatku di sana. Helaan panjang, muka cemberut, dengus nafas, mewarnai keenggananku pulang ke Malang. Padahal tiket telah ada di tangan.
"Ada apa Nis, ini sudah pukul 17.55 kurang dua menit kereta mu berangkat. Ayolah nanti kau ketinggalan kereta." Rio masih saja berusaha membuatku pulang ke Malang, sesudah yang dia lakukan selama 7 hari di Kota Blitar.
"Gak mau. Aku gak mau pulang sekarang. Aku mau kau bertanggung jawab dulu." Tetap dengan nada cemberut kujawab perkataan Rio. Sebal karena dia tidak mengerti mengerti.
"Duh kau ini. Apa sih yang harus kupertanggung jawabkan. Katakan, jangan bikin bingung orang."
"Dasar pelupa, semalam kau bilang apa ha?"