"Ini harus kami lakukan, selain untuk menegakkan aturan juga untuk menghormati hak orang lain. Yakni mereka yang tidak merokok."
Begitu jawab polsuska yang berpakaian seragam full biru dongker tanpa baret itu. Dia tak mau disebutkan namanya tetapi membetulkan apa yang saya tanyakan. "Apakah tadi ada yang diturunkan gegara merokok?"
Saya sungguh suka sangat dengan kenyataan ini. Kereta Api berubah drastis dari transportasi kumuh menjadi nyaman begini bukan hal mudah. Pak Jonan berjuang melalui step demi step yang melelahkan untuk hal ini. Sebagai pengguna kereta api selama puluhan tahun saya tahu betul proses ini.
Maka ketika dalam talk show Kompasianival ketika Pak Hanafi berkelakar mengkritisi kebijakan tidak adanya ruang untuk perokok di stasiun, saya dengan serius memberikan acungan dua jempol kepada mantan menteri perhubungan yang sangat mencintai Kereta Api tersebut. Bersambut, Ignasius Jonan, melihat saya dari atas panggung. Maka, dua jempol pula dia acungkan menyambut milik saya yang duduk tepat di depan panggung. Saya bahagia tentu saja, itu artinya salah satu hal penting yang membuat saya menjadikan Kereta Api sebagai angkutan publik terfavorit bakal terus berlanjut.
Arti jempol saya adalah, pertama sepakat Pak Jonan, jangan ada ada ruang merokok di Kereta Api. Mayoritas lelaki Indonesia perokok. Bisa dibayangkan, berapa gerbong yang dibutuhkan untuk itu.
Kedua, mendidik gaya hidup sehat kepada masyarakat. Tidak ada yang menyangkal merokok merusak kesehatan bukan? So, mengapa tidak sekalian kita kampanyekan gaya hidup no smoking dalam masyarakat kita.
Ketiga, mengajak masyarakat pandai menahan diri untuk tidak melanggar aturan. Demi kepentingan bersama.
Keempat, memberi ruang pada hati kita untuk menumbuhkan empati. Merasakan hal yang dialami mereka yang bukan perokok.
Saya memang perokok pasif, tidak nyaman banget mengalami hal demikian. Kompromi dengan mereka yang merokok meski dilakukan di rung terbuka tetaplah susah saya lakukan. Karena hembusan angin kadang mengarahkan asap itu ke hidung saya. Menyebalkan. Jujur itu saya katakan.
Jadi ketika dalam talkshow kemarin saya berkesempatan mengikuti langsung bincang dengan menteri yang berhasil membebaskan Kereta Api dari asap rokok. Saya sangat bahagia. He is the hero. Setidaknya menurut saya. Bagaimana dengan anda? Semoga sepakat pula.