malam ini cuma ada kita, hai lelaki bertumbuh menjulang dengan tatap tajam menghunjam. Kalau kau khawatir bermandi cahaya bulan sabit nan mengintip, sembunyikanlah pesonamu, agar aku tak tergoda menari, berbaur dengan pendar temaram setiti sinar bintang berjatuhan.
malam ini, setangkup hati terbiar menikmati. menyusuri detak-detik sepi memuncaki penghujung sunyi. merindukan butir-butir gerimis yang mulai pergi. berharap kembali nanti. ketika gemuruh rindu menguapkan isyarat cinta, lewat secangkir kopi.
Kuseduhkan kopi ini untukmu, masih panas dengan uap aroma menenangkan rasa, ada cinta teraduk di sana.
" Kau barista terbaik sayang." Katamu dengan tatap lekat.
Gurindam rindu bertalu, anakan sipu terbiar memendar. Paduan kopi dan diksi jelang penghujung malam, semikan rasa yang makin tak tertahankan. maka untukmu, lelaki yang sedang menikmati sajian kopi malam ini, jadilah pengunjung tetap hatiku, untuk aku buatkan secangkir kopi selalu.