Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Berburu Tulus

10 Januari 2019   17:53 Diperbarui: 10 Januari 2019   17:54 232 27

Sang Pangeran kembali duduk termenung di sudut kamar tidur. Ia tampak termangu karena kepikiran dengan status bujang lapuknya.

Ia menatap ke luar jendela. Melihat burung hantu yang berpasangan dan tampak akur. Namun apa yang dilihatnya membuatnya semakin gundah gulana.

Dia memang seorang pangeran dengan status jomblo,  punya pesona tumpah-ruah dan bisa bikin wanita klepek-klepek dibuatnya, tapi satupun tak ada yang menambat, dia cuma suka merambat. Sang Pangeran cuma suka tebar senyuman, yang bisa bikin perempuan mabuk kepayang, dan meninggalkan pengagum bila sudah terkejang.

Pangeran itu tak suka ikatan, sampai sekarang dia tetaplah jomblo dalam ketampanan. Menikmati pujian yang tak kunjung padam. Dia nikmati hidup bujangan, jika butuh pijatan,  tinggal panggil emban.

Saking galaunya , dini hari itu sang pangeran menghidupkan televisi. Ada artis wanita yang begitu cantik dalam pandangannya tengah membintangi FTV. Tubuhnya ramping, rambutnya dipotong model bob, sepertinya pantas dijadikan pendamping sehidup semati.

Segera dia browsing, mencari informasi tentang artis tersebut, betapa terkejutnya, ternyata si artis termasuk yang punya tarif cukup mahal sekali kencan. Delapan puluh juta semalam itu mahal, kalau mau diajak hidup selamanya bisa habis uang kas kerajaan untuk bayar dia. Ada beberapa pilihan sebetulnya, tapi yang lain tidak menarik, terlalu seksi untuk jadi permaisuri. Dia sedang berburu pendamping yang tulus. Mencintai dirinya, dan rakyat kerajaannya. Bukan sebagai simbol belaka.

Bisa melotot nanti penghuni istana kalau ada permaisuri seksi. Ternyata yang berpenampilan elegan pun ternyata tak seperti bayangannya. Pangeran tak mau dapat barang bekas. Akhirnya dia hanya memandang saja dengan penuh geram pada gambar artis wanita yang jadi sasaran. Dalam galau  memikirkan jomblonya, Sang Pangeran menulis puisi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun