Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Memory

19 November 2013   15:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 93 0

Ku buka mataku dari tidur panjangku. Terbangun dari alam mimpiku. Aku pun berdiri menuju kamar mandi dan sarapan. Makan dengan beberapa ikan kecil yang hanya di rebus. Kau tau, minyak sangat mahal untukku. Tinggal di gubuk yang sudah tidak layak di tinggali. Menimba air di sumur sebanyak 5 ember. Aku berjalan sepanjang 4 km. Untuk ke sekolah. Akupun sampai di kelas dan duduk di bangkuku. Murid – murid mengejekku dan menjauhiku. Seperti hantu yang tak diinginkan. Ya tuhan, kenapa hidupku harus seperti ini? aku benci!!! ‘’ apa lagi Takashi, murid paling menyebalkan dalam hidupku’’ batinku. Kupandangi jam dinding yang ada dikelas. ‘’ Hah !!! udah jam segitu?! 2 menit lagi pelajaran dimulai!!! ‘’ teriakku. Aku berlari ke luar kelas, kulihat dari kejauhan teman – teman sudah berbaris di lapangan olah raga. ‘’ Aiko!!! Ayo cepat! 1 menit lagi pelajaran dimulai! ‘’ teriak Karin seraya melambaikan tangannya ke arahku. Aku segera menambah tenaga dan kecepatanku agar tidak terlambat. 3 meter lagi aku sampai. Pak Hakimade sudah datang. Beliau melihat murid – murid, mengecek, apakah ada yang belum lengkap di sini. Tiba – tiba, set!!!Ada yang menarik tanganku dan akhirnya aku sampai di barisan ke 4. Aku tengok orang yang menarik tanganku, dan ternyata... Takashi !!! ‘’ kenapa, kamu menolongku ?’’ tanyaku dengan muka cemberut. ‘’ masih kesal? Jika aku tidak menarik tanganmu, kamu sudah di hukum! Aku tau kamu kesakitan. Gara – gara aku tarik, udah terima aja! Harusnya kamu berterima kasih...’’ omelnya sambil bersuara dengan pelan. Prit !!!! suara peluit yang membuat telinga orang yang mendengarnya bisa ngilu. Saking kencangnya, Jepang bisa gempa bumi disertai stunami !; hanya perasanku saja yang agak lebay. ‘’ Anak – anak, kita akan maraton keliling komplek. Pertama, komplek Fujiyama. Kedua, komplek hokoyama dan yang ketiga, komplek kogoya. Nah, sekarang cari pasangan kalian 1 orang’’ ucap pak Hakimade dengan suaranya yang lantang. Kulihat sekelilingku. Teman – teman sudah mendapatkan pasangan mereka. Sangat cepat bukan? Aku segera mengadu ke pak Hakimade. ‘’ Pak, saya tidak dapat teman... apa ada teman yang mengadu ke bapak seperti saya barang kali?’’ tanyaku dengan suara lembut. ‘’ Pak, saya tidak dapak dapat teman ! ‘’ teriak Takashi yang tiba – tiba datang. ‘’ Hah? Kapan kamu datang kesini?’’ teriakku yang kaget setengah mati. Aku dan pak Hakimade datang dan beliau berkata ‘’ iya, ada’’ kata beliau dengan singkat. Hah? Mulutku terbuka. Sesekali aku berkedip, bahkan ku cubit lenganku sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun