Abad Pertengahan dan Seni Gothic (500M-1400M)
Di abad pertengahan antara, Eropa mengalami masa dark age dengan dominasi seni Gothic yang berfokus pada agama Kristen, Katolik, dan Ortodoks. Contoh dari seni ini bisa dilihat di Sagrada Familia di Barcelona, yang menampilkan ukiran pahatan kompleks dan kaca patri berwarna-warni.
Masa Keemasan Peradaban Arab
Pada saat yang sama, peradaban Arab mengalami masa keemasan. Karena larangan penggunaan gambar makhluk hidup pada jamannya yang sampai sekarang pun di dunia islam masih ada, maka dari itu seni kaligrafi, pola-pola mosaik, dan pattern geometris berkembang dengan pesat, seiring dengan perkembangan ilmu matematika. Hingga saat ini, pengaruh estetika masa itu bisa dilihat di masjid-masjid seperti Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock di Yerusalem.
Renaisans, Barok, dan Rokoko (1400-1800 M)
Di Eropa, terjadi beberapa perubahan besar pada era Renaisans, Barok, dan Rokoko. Salah satu faktor yang memulai era ini adalah jatuhnya Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur) dan kontak antara Eropa dengan perdagangan Islam yang memicu Perang Salib. Asimilasi budaya ini menciptakan nilai-nilai estetika baru. Penemuan mesin cetak Gutenberg mempercepat penyebaran informasi, menjadikan kebudayaan Eropa lebih maju daripada kebudayaan Arab pada masa itu. Alkitab adalah salah satu buku pertama yang dicetak oleh mesin Gutenberg ini, menyebabkan perkembangan agama Protestan menyebar cepat ke seluruh penjuru dunia. Meski teknik mencetak sudah ditemukan di China dan Korea, teknik tersebut tidak tersebar luas.
Setelah Renaisans, berkembang Romantisme klasik yang menantang nilai-nilai saat itu yang banyak dipengaruhi oleh pikiran mistik dan agama. Untuk karya visual, banyak seniman terkenal seperti Michelangelo dan Leonardo da Vinci muncul pada masa itu. Selain itu, karya sastra terkenal seperti "Romeo and Juliet" lahir di awal tahun 1600. Pada masa itu juga di dunia visual juga mulai berkembang karya-karya realisme seperti karya Monet yang berfokus pada efek cahaya, bayangan, bentuk, dan warna.
Abad ke-20: Modernisme dan Postmodernisme
Pada abad ke-20, muncul gerakan-gerakan yang "melawan" realisme, seperti surealisme, abstraksi, dan kubisme yang tidak lagi melihat suatu bentuk realistis, melainkan melawan dengan metafora dan personifikasi dari realisme itu sendiri dengan bentuk-bentuk minimalis. Hingga saat ini, kita melihat desain minimalis, humanis, dan masih banyak lagi.
Jika kalian orang awam yang ingin melihat perkembangan estetika ini, sebenarnya paling mudah ditemukan melalui arsitekturnya. Contohnya, Notre-Dame di Prancis yang masih bergaya pada masa kegelapan Eropa, kota-kota di Arab yang melambangkan kebangkitan Islam, Katedral Santa Maria del Fiore di Italia dengan gaya Renaisans, Basilika Santo Petrus di Vatikan dengan gaya Barok, Pantheon di Paris, dan Istana Westminster di London yang bergaya Neoklasik, Crystal Palace di London yang bergaya Victorian, Empire State Building yang bergaya Art Deco, hingga gaya kontemporer dan arsitektur hijau yang banyak kita lihat di Singapura, gedung UMN di Indonesia, dan masih banyak lagi.
Estetika Abad ke-21: Era Globalisasi
Cukup dengan sejarahnya, kita masuk ke masa kini, yaitu estetika di abad ke-21, dimulainya perkembangan teknologi komputer dan internet yang mewujudkan era globalisasi. Pada masa sebelum ini, informasi tersebar lambat hingga ke luar negeri, tapi di era internet ini, semua hal saling berhubungan. Bahkan dalam hitungan detik, informasi dari Indonesia bisa sampai ke Amerika dengan sangat cepat, bahkan sebelum kita manusia bisa memproses informasi tersebut.
Mulai dari paragraf ini merupakan hipotesaku sendiri, atas estetika yang berkembang di abad globalisasi ini. Di sini aku hanya akan berhipotesis dari segi karya-karya estetika visual saja karena hal itu adalah yang paling aku kuasai dibandingkan karya seni lainnya.
DEFINISI ESTETIKA