Beralaskan tikar yang memanjang dan beratapkan alang, mereka berdua menikmati kemeriahan malam takbiran di luar sana dari dalam surga sederhana mereka yang berada di pinggir kampung dan sedikit jauh dari pemukiman. Ditemani sebuah lampu pelita, mereka berdua lelap dalam dinginnya malam. Tak lama kemudian Pak Rahmat bangun dari tidurnya dan langsung teringat ulang tahun bidadari tercintanya sambil meneteskan air mata. Ia menyadari, selama bertahun-tahun mereka hidup dalam bahtera rumah tangga, belum sekalipun ia merayakan ulang tahun istrinya.
KEMBALI KE ARTIKEL