Jangan mencampur warna merah dan hijau. Bayangkan saja kalau kita pakai baju merah celana hijau atau sebaliknya, terus lewat di depan rumah tetangga yang sedang duduk-duduk bersama, kira-kira apa yang terjadi. Pasti para tetangga sama-sama melihat kita dan berpikir, “Wah tetangga kita itu kayaknya mau ke dokter jiwa ya…”. Padahal kalau tidak salah seragam team sepak bola kamerun juga campuran hijau dan merah, berarti mau main bola kayaknya. Jangan ketawa dulu, ini maunya cerita sedih dan romantis. Hari itu aku sedang memperhatikan anakku yang begitu asyiknya menggambar. Dia memang suka sekali menggambar. Dan kali ini dia menggambar cukup aneh, menggambar pemandangan dengan warna pohonan merah dan langitnya hijau. Kutunggu dia menyelesaikan gambarnya. Saat gambarnya selesai, dia menunjukkan padaku dan bertanya, “Bagaimana ayah?” Kupandangi sejenak keanehan dari gambar itu, lalu aku menjawab,”Coba tunjukkan ke ibumu dulu.” “Tidak mau.” Jawab si kecil menggelengkan kepala. “Lho kenapa?” “Ibu pasti marah kalau lihat gambar ini. Kata ibu warna langit itu biru dan warna daun itu hijau.” Jawabnya tegas. Aku hanya menarik nafas panjang. “Kan ayah yang bilang bahwa warna langit itu warna hati…” Aha, ini dia. Rupanya kalimat ini yang dipegangnya untuk menggambar. Berarti apapun warna dalam goresan tangannya adalah warna hatinya. Aku tersenyum. Ternyata anakku benar-benar mengerti. Jadi anehkah bila langit diwarna hijau dan pohonan diwarnai merah? Nah itu tergantung pada bagaimana suasana hati kita untuk menangkapnya. Agar tidak salah menangkap artinya, sebaiknya kita makan dulu dengan kenyang, lho apa hubungannya ya? Kata orang, saat kenyang apapun menjadi lebih indah dari sebelumnya. Percaya atau tidak sebaiknya aku makan dulu….
KEMBALI KE ARTIKEL