1.Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun): Pengalaman awal dengan pengasuh membangun rasa percaya atau ketidakpercayaan terhadap dunia.
2.Otonomi vs. Malu dan Ragu (1-3 tahun): Anak belajar kemandirian; keberhasilan menciptakan rasa percaya diri, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan rasa malu.
3.Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun): Anak mengambil inisiatif dalam aktivitas; keberhasilan mendukung rasa inisiatif, sementara kegagalan dapat menimbulkan rasa bersalah.
4.Kerja Keras vs. Rasa Rendah Diri (6-12 tahun): Fokus pada keterampilan dan pencapaian; keberhasilan meningkatkan rasa percaya diri, sedangkan kegagalan menyebabkan rasa rendah diri.
5.Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun): Remaja mencari jati diri; penemuan identitas positif menghasilkan kepercayaan diri, sedangkan kebingungan dapat menyebabkan ketidakpastian.
6.Intimacy vs. Isolasi (18-40 tahun): Membangun hubungan intim; kesuksesan menciptakan kedekatan, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan isolasi.
7.Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun): Fokus pada kontribusi kepada masyarakat; keberhasilan menghasilkan rasa pencapaian, sementara kegagalan menimbulkan stagnasi.
8.Integritas vs. Putus Asa (65 tahun ke atas): Refleksi terhadap hidup; penerimaan atas kehidupan yang dijalani mengarah pada integritas, sedangkan penyesalan dapat menyebabkan putus asa.
Setiap tahap penting untuk pembentukan identitas dan hubungan sosial yang sehat.