Marquez langsung mencuri perhatian dengan meraih pole position pertamanya di seri Austin, sekaligus menjadi pembalap termuda yang pernah melakukannya di kelas MotoGP. Penampilannya yang agresif dan penuh perhitungan terus memukau para penggemar. Ia tak gentar menghadapi para rider senior, bahkan kerap bertarung sengit dengan nama-nama besar seperti Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa.
Sepanjang musim, Marquez konsisten tampil kompetitif. Kemenangan pertamanya diraih di seri Le Mans, Prancis, yang kemudian diikuti oleh 5 kemenangan lainnya. Ia tak hanya piawai dalam meraih podium, namun juga dikenal lihai dalam melakukan manuver-manuver penyelamatan yang spektakuler. Gaya balapnya yang unik dan tak terduga membuat para rival kewalahan mengantisipasinya.
Drama perebutan gelar juara dunia berlangsung menegangkan hingga seri terakhir di Valencia. Marquez, yang saat itu masih memegang status sebagai rookie, hanya perlu finis diurutan ke-4 atau lebih baik untuk mengamankan gelar tersebut. Ia pun berhasil menyelesaikan balapan di posisi ke-3, memastikan dirinya sebagai juara dunia MotoGP termuda sepanjang sejarah, memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Kenny Roberts sejak 1978.
Musim 2013 menjadi musim yang tak terlupakan bagi Marc Marquez dan dunia balap motor secara keseluruhan. Ia tidak hanya membawa pulang gelar juara, namun juga menandai dimulainya era baru di MotoGP. Gaya balapnya yang agresif dan penuh determinasi menjadi inspirasi bagi para pembalap muda dan memicu perubahan strategi di kalangan tim-tim papan atas.
Keberhasilan Marquez di 2013 membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan. Dengan kerja keras, mentalitas juara, dan bakat yang luar biasa, ia berhasil menaklukkan dunia dan membuka jalan bagi dominasinya di tahun-tahun mendatang.