Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pertemuan Terakhir

13 Oktober 2011   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:01 184 0
081802404086. Ada tanggal lahirku di nomormu. Sejak itu, aku percaya bahwa kamu takdirku. Hei, di antara berjuta nomor di negeri ini, aku berkenalan dengan seseorang dengan tanggal lahirku pada nomor ponselnya. Wajar kan jika kemudian aku menganggapmu takdirku? Skenario Tuhan bermain sempurna dalam pertemuan kita. Itu lima tahun lalu, dan lima tahun indah itu sudah usai, usang, tak ingin kuulang.. Back to reality then.. Bulan keduaku di kota ini, dan siapa sangka kisah usang itu kembali terulang. Dan oh wow.. Ternyata aku terjebak. Lebih parah, kamu kembali mengadiksiku seperti candu. Lebih parah lagi, wow.. Sekarang posisiku sudah terganti. Dari pacar menjadi mantan, kini aku turun kasta jadi selingkuhan. Ironis kronis, sekronis cinta yang masih kulihat jelas di matamu. Seironis cinta kita yang harus terhalang restu, kasta, dan hal remeh lainnya. Wow.. Kisah kita mewakili semua jenis alasan penyebab asmara kandas, atau memang itu hanya alasan yang dibuat-buat hanya karena kita lelah menapak bersama. Entahlah.. Aku tahu, kita masih saling cinta. Kata orang mata tak pernah berbohong. Well, kecupan hangatmu pun ternyata tak bisa bohong Sayang.. Kamu semakin mengadiksiku.. Di saat yang sama, kau sadar, ada dia di sana, yang percaya setiamu. Aku menggila, menuntut setiamu juga, lupa statusku yang kini turun kasta. Kau memilih dia, menghentikan semua kisah usang berulang kita. Sial! Aku sudah terlanjur teradiksi.. Tak peduli pada dia yang telah menyerahkan hati untukmu. Berakhir, tapi kita tetap bertemu. Dan setiap pertemuan, kau menegaskan itu pertemuan terakhir. Terakhir tapi tak pernah berakhir. Aku menikmatinya.. “Bisakah kita bertemu?” Aku menyerah, kini harga diriku kandas sudah. “Untuk apa? Hubungan kita sudah usai.. Lupakan aku takdirmu, Ney..” Ah, kamu bahkan masih memanggilku dengan nama itu.. “Untuk pertemuan terakhir. Hanya itu,” ucapku, setengah berbohong. “Pertemuan terakhir yang tak pernah berakhir maksudmu? Ney, tolong.. Kita sudah cukup saling menyiksa. Aku sudah punya dia. Tolong pahami aku..” “Bee, kamu yang kembali  mengadiksiku. Aku sudah pernah terbiasa tanpamu. Aku hanya minta pertemuan terakhir. Kupastikan ini yang terakhir..” “Baiklah, di kotamu atau kotaku?” Dia akhirnya menyerah. Ah aku tahu, cinta itu masih ada.. Aku menang.. Hahahaaa.. “Kotamu. Besok aku ke sana.. See you.” Pertemuan terakhir. Ucapku dalam hati. Semoga kali ini benar-benar berakhir. Aku lelah mencanduimu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun