Adzan Isya telah berkumandang, Ibu Salbiyah dengan usia kandungan yang baru genap tujuh bulan menunaikan ibadah sholat Isya berjamaah seperti biasa tanpa ada firasat apapun tentang kandungannya yang masih jauh dari usia untuk kelahiran normal yaitu 9 bulan 10 hari. Namun selang beberapa saat setelah berdzikir usai sholat, ia merasakan nyeri pada kandungannya yang amat dasyat. Ya….desakan perutnya semakin kuat dan menandakan Ibu Salbiyah akan segera melahirkan anak pertamanya. Dengan sigap suaminya langsung keluar rumah untuk memanggil dukun beranak ( waktu itu di Desa Gunungwuled tempat mereka tinggal belum ada tenaga medis modern seperti perawat / bidan bahkan instalasi listrikpun belum masuk kesana ). Dengan penerangan seadanya malam itu tepat pukul 19.57 hari Jumat, 21 Agustus 1992 bayi prematur itu lahir tanpa bantuan tenaga medis maupun seorang dukun bayi. Karena ketika suaminya kembali kerumah bersama mbah dukun berkat pertolongan Allah SWT si Jabang Bayi sudah lahir selamat. Spontan sepasang suami istri itu berlinang air mata syukur atas anugerah besar yang telah Allah karuniakan dengan lahirnya sosok anak laki-laki hasil pernikahan mereka dua tahun silam.