Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis Pilihan

3 Dampak Inner Child Tidak Disembuhkan

12 Maret 2023   23:30 Diperbarui: 15 Maret 2023   23:52 458 4



                Inner Child, Satu fenomena psikologis yang tidak banyak diketahui orang. Fenomena ini memiliki dampak yang cukup signifikan jika individu tidak menyadari dan berusaha menyembuhkannya. Dampaknya tidak hanya dalam menjalin interaksi dengan orang lain namun juga dalam kehidupan berpasangan atau berkeluarga. Maka, sudah selayaknya kita memahami bagaimana inner child dapat mempengaruhi hidup kita. Sebelum menjelaskan tentang dampak, kita perlu menyamakan asumsi terlebih dahulu tentang konsep dari inner child.


Tentang Inner Child

Inner Child pertama kali diusulkan oleh seorang psikolog Carl Gustav setelah memeriksa perasaan dan emosi dirinya saat masa anak-anak. Dia mengatakan bahwa bagian tersebut dapat terbentuk menjadi kepribadian dan memberikan pengaruh terhadap keputusan yang kita buat di masa depan. Ada inner child yang sehat dan juga inner child yang terluka, hal tersebut dipengaruhi oleh bagaimana pola pengasuhan yang diberikan orang tua saat masa kecil.

Inner child yang terluka berupa ingatan dan emosi yang belum terselesaikan dan bisa menjadi trauma yang akan dibawa ketika dewasa nanti. Menurut pakar psikologi Daud Antonius, fase yang paling signifikan terjadi inner child adalah di fase imprint atau saat usia anak umur 0--7 tahun, karena fase tersebut merupakan periode emas, penyerapan banyak informasi, pengenalan pola pengasuhan, figur otoritas, dan peletakan fondasi sebagai manusia.


Dampak Ketika Tidak Menyembuhkan Inner Child

1. Menganggu Kesehatan Mental

Menurut WHO, salah satu ciri mental yang sehat adalah memiliki sikap integrasi yaitu individu menyadari bahwa di dalam dirinya adalah satu kesatuan utuh, mampu bertahan terhadap stres dan dapat mengatasi kecemasan yang ada. 

Seseorang yang memiliki inner child memiliki pola perilaku yang dapat menganggu kesehatan mental dirinya. Saya contohkan seperti teman saya, saat dihadapkan dengan stimulus berinteraksi dengan orang lain, dia seringkali merasa tertekan, takut dinilai buruk, dan cenderung menghindari interaksi dengan orang lain. Coba ditelisik kembali, ternyata dia memiliki pengalaman buruk masa kecil yang sering dibully oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya. 

Pengalaman traumatis yang berasal dari inner child yang tidak segera disembuhkan, tentu sangat menganggu dalam interaksi sosial. Apalagi manusia itu makhluk sosial, dia membutuhkan interaksi untuk saling membantu memenuhi kebutuhan tertentu. 

Jika dalam berinteraksi saja kesehatan mentalnya sering terganggu, tentu menjadi masalah besar yang harus segera diatasi. Selain itu, akan mengalami krisis kepercayaan diri karena menelan mentah-mentah penilaian yang diberikan kepada dirinya, akhirnya menjadi sulit untuk berkembang membuat kemajuan.


2. Menghambat Hubungan Interaksi Dengan Orang Lain

Luka batin masa kecil hingga mampu membentuk karakter tertentu (Inner Child) juga dapat menghambat menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Beberapa ciri perilaku yang bisa diidentifikasi sebabnya karena Inner Child seperti :

   a. Bertindak sebagai korban "Playing Victim" untuk memanipulasi orang lain agar sesuai dengan keinginannya

   b. Tidak mentoleransi konflik dan kekecewaan, jadi memasang "topeng" seolah segalanya baik-baik saja

   c. Sulit menerima penolakan, kata "tidak", dan perbedaan kemudian disalurkan menjadi emosi negatif marah-marah, menangis, merengek, dan sejenisnya

   d. Dan masih banyak bentuk perilaku lain yang berdampak negatif atas hasil dari inner child ini

Kita bisa mengambil contoh dari film Joker yang terkenal dengan pembunuhan sadisnya. Menurut alur ceritanya, sejak umur 4 tahun Joker menjadi korban kekerasan oleh orang tua asuhnya yang memiliki gangguan mental. Dia mengalami 4 jenis kekerasan yaitu kekerasan fisik, penelantaran anak, pelecehan seksual, dan kekerasan emosional. 

Di sisi lain, dia juga dituntut oleh ibunya untuk selalu tersenyum dan bahagia ketika berinteraksi dengan orang lain. Pola pengasuhan yang seperti itu, membuat sisi emosionalnya cenderung tidak stabil bahkan Joker sering berimajinasi untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menghinanya dengan cara yang brutal.

Bisa dibayangkan bagaimana dampak mengerikan ketika ada luka masa kecil yang tidak disadari dan tidak inisiatif untuk segera menyembuhkan diri, maka akan terus bersemayam di dalam diri menjadi sosok jahat yang dapat menganggu ketenangan hidup orang lain.


3. Menghambat Hubungan Dengan Pasangan atau Keluarga

Dalam salah satu cuplikan kisah konseling pasien dari seorang psikolog bernama Analisa di Channel youtubenya menjelaskan dampak terhadap pasangan yaitu menjadi "Displacement person". Pasien ini mengeluhkan banyak hal karena suaminya tidak bisa menuruti apa yang dia tuntut atau diinginkan dan memberikan kritikan-kritikan. Konselor mencoba memberikan pertanyaan untuk mengupas lebih dalam atas permasalahannya, ternyata pasien memiliki inner child yang belum disembuhkan dan terbawa hingga dia dewasa. 

Menjadi "Displacement Person" artinya ada luka atau kemarahan yang terpendam sejak kecil yang seharusnya disampaikan ke orang tua namun dilampiaskan kepada pasangan karena adanya kejadian yang serupa. Jika seseorang tidak mencoba memberikan jeda dan berpikir untuk menggali mengapa dia berperilaku seperti itu, maka pintu penyembuhan inner child tidak akan terbuka lebar. Tentu, pasangan atau anggota keluarga tidak akan nyaman karena ada perilaku yang sepihak dan merugikan dirinya.





[1] https://riliv.co/rilivstory/inner-child/

[2] https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/sosial/inner-child-bisa-ganggu-kerjaan-anda-ini-6-cara-ampuh-mengatasinya-

[3] https://youtu.be/hfjNAhmhXUg

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun