Dalam beberapa waktu terakhir, sektor pertanian dihadapkan pada krisis ketersediaan pupuk kimia, khususnya urea dan phonska. Petani hanya mampu memperoleh alokasi pupuk subsidi sebesar 50 hingga 75 kg urea per periode dengan harga yang terus mengalami kenaikan. Kondisi ini, ditambah dengan tingginya biaya operasional dan rendahnya harga jual saat panen raya, menjadi salah satu faktor utama penurunan hasil pertanian. Petani saat ini sangat bergantung pada ketersediaan pupuk yang ada dan menantikan adanya kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.
KEMBALI KE ARTIKEL