Pilpres 2014 telah memunculkan dua kandidat Presiden RI periode 2014-2019. Ditengah gegap gempita akan harapan baru kemajuan negeri, terselip sebuah kekhawatiran dan keprihatinan akan fenomena yang terjadi dalam proses menuju Pilpres 9 Juli nanti. Kampanye Hitam. Ya, fenomena ini entah mengapa semakin menjadi-jadi pada gelaran Pilpres kali ini. Kampanye hitam tidak bisa dipungkiri memang merupakan sebuah fenomena yang telah ada di gelaran Pemilu Indonesia baik itu legislatif maupun Pemilu Presiden. Entah kapan mulai ada dan berkembangnya kampanye hitam tersebut, namun menurut saya kebebasan mengemukakan pendapat di era Reformasi setelah 32 tahun dikekang Orde Baru nampaknya menjadi sebuah awal muncul dan berkembangnya kampanye hitam tersebut. Jadi menurut saya munculnya kampanye hitam ini adalah ekses dari proses Reformasi yang cenderung tanpa arah dan kebablasan. Pada gelaran Pilpres kali ini, kampanye hitam semakin berkembang dan cenderung tidak terkendali. Mungkin salah satunya disebabkan karena hanya ada dua Capres yang muncul, sehinga pertarungan semakin menjadi terasa nyata antara kedua kubu, terutama di media sosial.