Kau akan menutupnya rapat-rapat, menguncinya dari dalam, agar rinduku tak mengacau dan mengganggu kebahagiaanmu.
Tentu saja, karena didalam rumahmu kini sudah ada tamu; tamu yang baru, yang membuat rumahmu ramai, dibanding denganku yang hanya membuatnya sepi dan penuh air mata.
Sepertinya aku harus tahu diri, harus pulang dengan rindu yang tak terobati.
Baiklah, akan ku simpan rindu ini baik-baik, akan ku tahan sekalipun ia menguap ke langit-langit, dan tak akan perduli lagi akan isyarat-isyarat fana yang hanya menghadiahi luka.
Dengan seiring waktu, kelak, rindu-rindu itu akan berubah menjadi kenang, bahwa setelah kau memilih hilang, aku pernah merasa begitu malang.