Dalam masa suasana kampanye pilpres sekarang ini, seharusnya yang dilakukan oleh kedua capres adalah fokus penyampaian program untuk strategi bagaimana untuk mengimplementasikanvisi misinya kelak kalau menjadi presiden, akan tetapi masyarakat ternyata belum dipertontonkan adu program dan konsep yang konstruktif untuk kepentingan bangsa dan negara 5 tahun kedepan, malah suasana menjelang pilpres sekarang sudah mulai mengkhawatirkan dimana diindikasikan sudah ada pihak pihak yang mulai melancarkan pernyataan pernyataan yang mengarah ke hal negatif, unsur menghasut, menfitnah dll, seperti pernyataan yang pernah diucapkan oleh seorang tokoh nasional, yaitu bahwa pilpres sekarang ibarat seperti sedang perang badar, perang antara pandawa dan kurawa, padahal bagi khalayak masyarakat pada umumnya banyak yang menilai bahwa dengan adanya pernyataan tersebut mengandung makna pilpres sekarang ini seakan akan sedang ada peperangan antara muslim dengan kafir, antara kebaikan dengan keburukan, antara yang dzolim dengan yang teraniaya, rakyat benar benar tidak diberi contoh pendidikan politik yang beretika, malah dipertontokan pernyataan pernyataan yang menjurus ke isu SARA, pernyataan yang berisi penghinaan status seseorang, ada juga pihak yang mulai mengangkat isu militer seakan akan tidak netral lagi dengan adanya berita babinsa yang mendatangi rumah warga, bahkan baru baru ini di facebook (FB) ada yang mengatakan kesalah satu capres tertentu sebagai jelmaan Iblis atau Dajjal yang menyamar jadi manusia, perkembangan terakhir sekarang ini juga dihebohkan dugaan transkrip yang diragukan kebenarannya tentang percakapan yang diduga antara Megawati dengan Jaksa Agung Basrief Arief mengenai pembicaraan tentang intervensi Megawati terkait kasus Trans Jakarta, hal hal tersebut sudah dianggap melebihi batas sehingga dapat membahayakan pesta demokrasi, dan kehidupan berbangsa dan bernegara.