(Published in Business Indonesia - 24 Feb 2013)
Tulip, apakah yang terlintas di benak anda ketika pertama kali mendengar nama bunga tersebut? Mungkin negeri Belanda?Apakah anda ingin melihat jutaan bunga ini dengan warna-warninya bermekaran di kala musim semi? Apakah anda pernah mendengar tentang taman Keukenhof? Kali ini penulis mencoba mengajak anda, para pencinta perjalanan yang sudah bersiap mencari tujuan wisata musim semi di tahun ular air ini, untuk menuju ke selatan negeri kincir angin Belanda terutama untuk mengunjungi taman bunga Keukenhof, taman bunga terbesar di dunia.
Taman bunga ini terletak di dekat kota Lisse, berjarak ± 37 km di barat daya kota Amsterdam. Setiap tahunnya, ada sekitar 7 juta bunga yang ditanam dan bermekaran di area taman seluas 32 hektar ini di kala musim semi tiba di negeri Belanda. Tentunya mayoritas bunga yang menghiasi taman ini adalah berbagai jenis bunga tulip dengan pelbagai warna-warninya. Namun, keanekaragaman hayati yang menghiasi Garden of Europe ini tidak hanya itu saja, di Keukenhof para pecinta perjalanan dapat juga menemui berbagai bunga menarik lainnya, seperti lavender, mawar, chrysanthemum, daffodil, dan tumbuhan subtropis lainnya yang juga bermekaran di kala musim semi. Bunga-bunga tersebut ditanam, ditata, dan dikombinasikan sedemikian apiknya berdasarkan tema tahunan, tentunya dengan ditambahkan sentuhan kultur Belanda, membuat kecantikan dan keindahan barisan bunga yang berwarna-warni di dalam taman luas ini akan selalu teringat di hati.
Tanaman bunga tulip yang identik dengan negeri Belanda ini sebenarnya bukan merupakan tanaman asli dari dalam negeri Belanda. Tanaman ini sejatinya berasal dari Turki dan pertama kali diperkenalkan ke Belanda pada akhir abad ke-16 oleh seorang ahli holtikultura bernama Carolus Clusius. Orang-orang Belanda menyadari keindahan dan potensi dari bunga tulip ini sehingga mereka mau menginvestasikan sejumlah uang untuk membudidayadan mencari spesimen terbaik. Investasi tersebut memang tidak sia-sia karena hingga saat ini bunga tulip tetap menjadi salah satu komoditi ekspor utama dari negeri Belanda.
Taman Keukenhof  sendiri berdasarkan sejarah yang tercatat, terletak di atas lahan yang sudah sudah mulai digunakan sejak abad  ke-15. Pada awalnya, lahan tersebut digunakan sebagai area berburu dan juga sumber koleksi herba dan bumbu, terutama untuk mengisi bumbu dapur dari Istana yang dimiliki oleh Jacqueline, Countess of Hainaut. Hal tersebut jugalah yang menyebabkan taman ini bernama Keukenhof yang berarti taman dapur, nama yang tetap digunakan hingga saat ini. Setelah istri bangsawan Hainaut tersebut meninggal, lahan itu dialihgunakan secara turun menurun oleh berbagai saudagar kaya. Termasuk salah satunya adalah kapten VOC sekaligus gubernur pulau Ambon pada tahun 1614-1617, Adriaen Maertensz Block, pernah tinggal di area Keukenhof dan menghabiskan  masa pensiunnya di sebuah rumah yang ia bangun pada tahun 1641 dan sekarang dikenal sebagai Castle Keukenhof. Desain pertama taman Keukenhof yang bergaya English landscape mulai dilakukan pada abad ke-19, setelah seorang bangsawan bernama Van Pallandt memerintahkan arsitek J.D dan L.P Zocher, desainer taman Vondelpark di Amsterdam, untuk mendesain lahan di sekitar Castle tersebut. Desain pertamatersebut selalu menjadi dasar utama gaya taman Keukenhof hingga sekarang.
Penggunaan taman Keukenhof secara resmi sebagai taman koleksi dan pameran bunga-bungaan pertama kali diidekan oleh walikota kota Lisse pada tahun 1949. Tujuan awal dari ide ini adalah memfasilitasi para petani bunga di seluruh Belanda dan bahkan Eropa yang ingin memamerkan hasil budidaya bunga-bungaan, terutama tulip, mereka sehingga dapat meningkatkan bisnis dan industri ekspor. Hal ini ternyata menjadi suatu acara tahunan yang ditunggu-tunggu dan mengundang perhatian banyak pengunjung dari seluruh penjuru dunia membuat taman Keukenhof tersohor seperti yang dapat kita lihat saat ini. Sejumlah selebritis dunia pun pernah mengunjungi taman ini, mulai dari President Clinton hingga Ratu Elizabeth.
Di dalam taman seluas 32 hektar ini  terbagi menjadi berbagai jenis taman yang memiliki gayanya masing-masing. Tentunya sebagai dasar adalah English landscape garden dengan ciri khasnya berupa jalan setapak yang panjang dihiasi bunga-bunga di sampingnya. Selain itu terdapat pula Historical garden di mana anda dapat melihat berbagai koleksi bunga yang masih merupakan tipe jaman dahulu. Selanjutnya anda bisa melihat Nature garden yang mengkombinasikan danau kecil, semak-semak, dan pepohonan tinggi dengan berbagai bunga tulip, daffodil, dan krisan. Anda juga dapat menemukan Japanese garden, di mana anda bisa merasakan taman bernuansa Jepang dengan kombinasi alam Keukenhof yang menakjubkan. Tak ketinggalan, apabila anda menuju ke ujung utara dari taman ini, anda dapat menemukan De Keukenhofmolen, suatu model kincir angin khas Belanda. Di sana anda dapat memasuki dan menaiki kincir angin tersebut dan apabila anda beruntung berada di momen yang tepat dari sana anda dapat melihat hamparan indah ladang bunga tulip yang menyerupai karpet berwarna warni. Jika anda tertarik, di dekat kincir angin tersebut anda dapat pula membeli tiket untuk mengikuti tur dengan kapal boat yang berjalan mengelilingi sungai di sekeliling Keukenhof. Untuk mengisi perut dan memenuhi minat berbelanja anda tak perlu khawatir karena di taman ini juga terdapat berbagai penjaja snack khas Belanda, restoran, dan penjual suvenir. Selain itu, untuk anda yang membawa anak, terdapat pula area bermain untuk anak-anak. Hal-hal tersebut tentunya membuat anda dapat menghabiskan waktu satu hari penuh hanya untuk  beraktivitas di dalam taman bunga ini. Sudah barang tentu bagi anda yang juga penggemar fotografi, untuk dijamin mendapatkan koleksi foto-foto yang luar biasa cantik dan indah.
Tema taman Keukenhof tahun 2013 ini adalah United Kingdom – Land of Great Gardens. Diperkirakan kombinasi bunga-bungaan yang membentuk mosaic Big Ben dan Tower Bridge khas London akan menambah kespektakularan Keukenhof. Bagi anda yang kebetulan sudah memutuskan akan ke Belanda via Amsterdam pada musim semi tahun ini tentunya harus mengunjungi taman ini. Untuk cara termudah mencapai taman bunga Keukenhof, apabila anda berjalan-jalan sendiri tanpa menggunakan tur, adalah dengan menggunakan bis langsung dari bandara udara Schiphol, Amsterdam. Anda dapat mengunjungi kantor pusat informasi turis, yang disebut VVV, yang terdapat di dalam bandara untuk membeli Combi-ticket seharga 19 Euro. Tiket ini sudah mencakup biaya perjalanan bis dan tiket masuk ke dalam taman. Selanjutnya dari pintu masuk utama arrival level bandara, anda dapat mencari bus nomor 58 yang akan berangkat setiap 15 menit sekali dan berdurasi perjalanan sekitar 40 menit langsung menuju ke taman Keukenhof. Sangat disarankan apabila anda ingin berkunjung ke taman ini untuk langsung pulang pergi atau melanjutkan perjalanan ke kota lain pada hari yang sama (datang pagi, pergi lagi di sore harinya). Hal ini dikarenakan oleh jarangnya penginapan yang berdekatan langsung dengan taman tersebut. Walaupun ada, tentunya berharga amat mahal permalamnya dan untuk mencari penginapan relatif murah pun anda harus mengunjungi kota terdekat, Lisse. Apabila anda akan bergerak menuju kota lainnya, anda dapat kembali menggunakan bis dari terminal bis di dekat pintu masuk taman. Hanya saja anda harus memperhatikan jam terakhir keberangkatan bis yaitu sekitar jam 7 malam.