Kebiasaan menonton televisi dapat memicu meningkatnya kecenderungan emosi dan risiko gangguan antisosial.
Tayangan televisi sendiri yang ditonton oleh anak juga dapat menyita banyak waktu sehingga anak-anak tidak dapat berkembang sesuai kemampuan dalam bidang mereka.
Jika kebiasaan ini diteruskan, maka akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar anak, bisa jadi anak itu akan cenderung lebih cepat bosan untuk belajar, berkurangnya tingkat frekuensi belajar di rumah, mendorong anak menjadi konsumtif untuk melihat tayangan televisi setiap hari, dan mengurangi konstentrasi belajar pada anak.
Tidak hanya prestasi, menonton tayangan televisi berlebihan juga dapat memicu kesehatan pada anak, contohnya anak akan lebih cepat lelah, mata akan terganggu karena pantulan cahaya dari televisi, gangguan pada metabolisme tubuh, bahkan bisa juga menyebabkan obesitas.