"Hei, kita mau kemana?" sahut gadis kecil terheran-heran. Bayangan yang ada di depannnya tidak menghiraukannya dan dengan gesit terus bergerak menyusuri tangga, halaman rumah, hingga komplek perumahan. Bayangan itu tidak memperdulikan nasib gadis kecil di belakangnya yang mulai kelelahan karena mengikutinya sambil menari. Ia terus bergerak meninggalkan komplek itu lalu pergi ke jalan raya yang amat sepi. Gadis kecil berusaha membebaskan diri dari bayangan sekuat mungkin, ia berteriak minta tolong dengan lantang di jalan raya. "Tolong, siapa pun, bayangan ini nakal sekali membawaku, tolong!!!" Tapi, dengan siapa gadis kecil itu berteriak minta tolong? Di dunia ini hanya ada partikel-partikel udara, pepohonan, dan tentara mega-mega yang sedang menjaga langit. Tidak ada yang benar-benar peduli dengan nasib gadis kecil yang begitu malang.
Semakin jauh gadis kecil itu pergi dari rumahnya. Ia sudah sangat pasrah dengan bayangan yang terus bergerak maju antah berantah. Kedua kakinya juga sudah bergetar hebat, seperti permainan angklung yang retak karena kelelahan. Tapi ia tidak bisa berhenti menari sampai bayangan itu sendiri berhenti bergerak. Bayangan itu ternyata sekarang mengarahkan gadis kecil ke jalan tol. Jalan tol yang begitu sepi, kosong, dan teramat hampa. Benar-benar tidak ada mobil disana. Hanya gadis kecil dan bayangan yang mulai meremang.
Di tengah jalan tol yang amat panjang, keadaan semakin gelap karena lampu jalan disana tidaklah banyak. Bayangan itu pun kabur dan pergi, meninggalkan gadis kecil sendiri di tengah jalan tol yang gelap dan teramat suram tanpa rasa tanggung jawab. Gadis kecil pun berhenti menari. Perasaan lega dan lelah sekaligus perasaan cemas dan takut sekarang menghantuinya. Ia harus pulang ke rumah sebelum pagi menyapa. Tapi ia tidak tahu jalan dan sepertinya mustahil untuk kembali pulang karena jalan pulangnya amat-amat  jauh. Sekarang, ia hanya sendiri di tengah-tengah jalan tol yang kesepian, bersama tentara mega-mega menjaga langit yang hampir terbangun dari mimpinya. Gadis kecil itu menatap langit dengan perasaan kosong. Sungguh, bayangan yang merepotkan.