Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Fenomena Televisi di Indonesia

11 November 2012   11:22 Diperbarui: 4 April 2017   18:15 3433 1
Media merupakan alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, dan televisi. Media sangat diperlukan bagi masyarakat umum untuk mengetahui informasi – informasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Tidak berbeda dengan informasi yang selalu berkembang, media juga menunjukkan perubahan signifikan yang terjadi terhadap fungsi fundamental media itu sendiri. Media saat ini bukan hanya sebagai wadah untuk menyebarkan informasi, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan hiburan bagi pendengar, pembaca, sekalipun penontonnya.
Televisi merupakan media yang paling kompleks menurut saya, karena televisi adalah alat yang paling interaktif jika dibandingkan dengan media yang lainnya. Televisi memiliki ‘senjata’ ampuh yang lengkap untuk menarik perhatian masyarakat. Pancaran audiovisual dengan graphic yang memukau mata kita, pilihan berbagai channel televisi nasional maupun swasta, keanekaragaman rubrik dan acara pada stasiun televisi tertentu juga tidak akan luput dari perhatian kita. Hal ini menjadikan alat yang ditemukan pada tahun 1972 oleh John Logie Baird menjadi media terpopuler sepanjang masa, bahkan kecanggihan internet saat ini pun tidak dapat mengubur ke-antusias-an masyarakat dunia terhadap media elektronik yang satu ini.
Target media televisi adalah setiap individu yang sudah bisa melihat, mendengar, dan membaca. Tak lain, hampir semua umur bisa mengunyah siaran – siaran televisi yang ada. Acara – acara yang disiarkan di berbagai stasiun televisi tertentu sudah banyak mendarah daging, dimana saat kita tidak melihat televisi kita akan merasakan ada kekurangan pada hari – hari kita. Sudah wajar jika dalam waktu luang kita, kita selalu duduk santai sambil memegang remote TV dan melihat acara – acara TV tersebut. Sepertinya sudah merupakan kewajiban bagi setiap rumah atas keberadaan televisi.
Tayangan – tayangan yang ditampilkan di layar kaca sangatlah komplit. Mulai dari tayangan hiburan bagi anak – anak yang sering kita sebut kartun, berita nasional maupun internasional, iklan,  sinetron, film, kuiz, pencerahan agama, hiburan, komedi, sampai acara pendidikan pun ada tiap harinya. Antusiasme para penonton juga tidak pudar, karena dalam setiap periode selalu ada perubahan tayangan. Namun pada umumnya perubahan tayangan tersebut bersifat equal berdasarkan tujuannya. Perbedaan yang ditunjukkan hanya seperti menulis pada kertas dengan pensil, atau bolpoint. Tujuannya tetap sama, namun dibungkus dengan wadah yang berbeda. Hal ini ditujukan agar para penonton tidak jenuh melihat acara – acara yang selalu sama tiap harinya. Trik ini berhasil membuat jutaan penggemar televisi tetap konsisten terhadap intensitasnya mengkonsumsi acara televisi.
Dalam uraian diatas, kita sudah mengetahui bahwa manusia disadari maupun tidak disadari  telah berlangganan acara TV secara berkala. Berbagai informasi dan peristiwa terkini selalu up to date dalam berita. Hal – hal baru yang bisa dikatakan sebagai trend masa kini juga dapat kita rasakan dengan melihat acara – acara di televisi. Perkembangan sosial, budaya, ekonomi, dan gaya hidup juga ter-cover dalam pernak pernik siaran televisi. Ini adalah salah satu cara, bagaimana kita tidak mengisolasi diri kita dengan hal-hal apa saja yang sudah ada, dan menunjukkan kita juga merupakan manusia universal yang membutuhkan perubahan dalam setiap segmen kepribadian, kemasyarakatan, dan kemanusiaan tentunya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Bisa dikatakan televisi merupakan acuan publik terhadap peristiwa, informasi, trend, budaya, dan gaya hidup masa kini.
Televisi sebagai acuan publik adalah bukan sepenggal kata yang aman, namun sangat berbahaya. Secara tidak langsung, televisi merupakan media yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan moral setiap orang. Kenapa begitu? Pada hakekatnya, manusia bersifat meniru. Hal ini secara nomotetik telah diungkapkan oleh psikolog sekaligus peneliti bernama Albert Bandura dalam bentuk Teori. Dia mengatakan,


Salah satu sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku yang tidak diterima masyarakat (unaccepted socially behaviour)”.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun