[caption id="" align="alignleft" width="360" caption="Ilustrasi: Republika"][/caption]
HARI ini, Negeri Ngotjoleria mengadakan dua perhelatan penting. Pertama, merayakan ulang tahun Permaisuri Inge. Kedua, memperingati setahun menjadi permaisuri Maharaja Negeri Ngotjoleleria. Inge yang sebelelumnya adalah selir, diangkat menjadi permaisuri tatkala ia merayakan hari jadinya tahun lalu. (lihat
Ulang Tahun ke-36, Inge Resmi Jadi Permaisuri) Tahun ini perayaan kedua moment penting ini akan diisi dengan berbagai acara . Laiknya perayaan tujuhbelasan di negeri tetangga, digelar sejumlah pertandingan rakyat semacam tarik tambang, balap karung, panjat pinang dan semacamnya. Juga ada kegiatan sosial seperti sunatan massal. Tapi yang menarik, karena tahun ini Inge juga akan mengelar sejumlah kegiatan terkait dengan HIV/AIDS. Kegiatan terakhir ini membuat sejumlah warga bertanya-tanya. Zuragan Qripix, misalnya. Ia mempertanyakan mengapa barusan tahun ini Permaisuri Inge ngebet banget pengen menggelar kegiatan terkait dengan penyakit yang oleh sebagian warga masih dianggap sebagai penyakit kutukan ini. "Saya kuatir, jangan-jangan Permaisuri Inge mengidap penyakit itu..." Kekuatiran Zuragan ini disampaikan ke Anto. Anto lantas menyambut umpan ini dan meneruskan ke
Cechgentong, lalu dioper lagi ke Mas
Dwiki. Mas Dwiki lantas menendang, lantas nyangkut di
Katedra Rejawan. Mas Kate yang menjabat Kepala Stasiun Katedra TV ini lantas mengemasnya melalui ulasan khusus, yang kemudian menjadikan seluruh negeri heboh. Perdana Menteri
Firman Seponada pun kelimpungan. Mantan PM
Doddy Poerbo yang kini menjadi Duta Besar NN dan berkuasa tidak penuh untuk Yahudi dan sebangsanya, kalang kabut. Para menteri yang menangani soal seks dan penunjangnya, seperti
Mariska Lubis dan
Hadi Samsul, pusing tujuh keliling. Bahkan Tabib
Zulfikar Akbar pun mencret-mencret lantaran isu ini . Di Istana Negeri Ngotjoleria, para petinggi NN berkumpul. Menteri Luar Negeri Kapitan Joe, yang baru saja tiba dari Amrik bersama Mimin Mumet, tampak terkantuk-kantuk. Adapun Mommy dan Endah Raharjo, Mbak G, terhuyung-huyung. Mereka memaksakan diri hadir di Istana karena keadaan semakin genting. Isu Permaisuri mengidap HIV/AIDS sudah menyebar ke mana-mana. Mereka kuatir, dalam kondisi seperti ini ada yang memanfaatkan untuk kepentingan politik sesaat, untuk menjatuhkan citra Maharaja dan Permaisuri Inge. Apalagi menurut laporan BIN yang dikomandani Gerry, ada sejumlah orang yang tak senang akan kejayaan NN, berupaya selalu melakukan pembusukan. Di istana, para petinggi NN pada bengong. Situasinya sudah lain. Pangeran
Babeh Helmi dan Putri
Nathalia melakukan aksi tutup mulut. Ia tak mau menjawab setiap kali ditanya kemana gerangan sang Permaisuri. Keduanya hanya meraung-raung, laiknya anak kecil yang sedang marah lantaran keinginannya tak dituruti orang tuanya. Tampaknya, Babeh dan Nathalia juga sudah termakan isu. Di luar pagar istana, ada sejumlah orang melakukan aksi demo. Para demonstran itu menuntut Inge mundur sebagai permaisuri. Mereka mengatasnamakan rakyat NN bahkan telah menuduh Permaisuri Inge telah mengkhianati Baginda Asa. Mereka membara sejumlah pamplet dan spanduk "Turunkan Permaisuri!! Kami Yakin Permaisuri Mengidap HIV/AIDS Lantaran Telah Berselingkuh Selama di Luar Negeri." Keadaan ini membuat Panglima Srondol supersibuk. Sejumlah pasukan elitnya diterjunkan menjaga alat vital, eh, maksudnya tempat-tempat vital di seantero NN. Akan tetapi, Panglima Srondol masih sempat-sempatnya nyuri waktu memburu seorang kompasianer hanya untuk foto bersama. "Kewajiban tetap dilaksanakan, silaturahmi jalan terus, Ndang," kata Srondol yang mengirim pesan BBM yang dilampiri foto kepada Baginda Asa. "Tugas saya mengawal Permaisuri Inge sejak tiba dari luar negeri, juga tetap saya laksanakan." Permaisuri Inge memang baru saja datang dari luar negeri. Selama ini, Inge menghabiskan waktunya di United Kingkong, di mana ia menyelesaikan studinya di sana. Ia kembali ke NN, lantaran adanya keinginan rakyat untuk merayakan hari harijadinya, sekaligus peringatan setahun dia menjadi permasiuri..... Di tengah kehebohan itu, tiba-tiba Permaisuri Inge nongol. Ia tampak Inge bingung melihat sejumlah mata menatapnya dengan sinis. Sory.. saya baru bangu, jadi telat nih.. Soalnya semalam, begadang menyusun rencana kegiatan khususnya terkait soal HIV/AIDS bersama Engkong Ragile." "Acara ulang tahun dipending dulu... Sekarang ada persoalan yang lebih penting, khususnya terkait isu yang berkembang di masyarakat bila Permaisuri Inge mengidap AIDS," kata Baginda ASA. "Sebaiknya Permaisuri mengklarifikasi, terutama hubungannya antara ulangtahunnya dengan AIDS," kata Panglima Srondol. Inge pun sadar, bila rencana kegiatan pada ulangtahunnya kali ini ternyata dijadikan isu yang mengenakkan. Mungkin sama tidak enaknya tatkala Baginda Asa hendak mengangkat dua selir. "Sodara-sodara.. Hari ulangtahun saya memang tidak bisa dilepaskan dengan AIDS..." Inge bermaksud hendak menjelaskan, tapi langsung dipotong Anto. "Wahhh... berarti sudah sangat jelasssss, dong.... Permaisuri sudah ngaku Banginda." "Anto diem dulu...!!! Jangan maen potong segala.., " tegur Engkong Ragile, yang baru saja tiba bersama Tante Paku."Biarkan dulu permaisuri menjelaskan..." Inge pun mulai bercerita. "Kenapa hari ulangtahun saya tidak bisa dilepaskan dengan AIDS, karena jatuhnya pada tanggal 1 Desember. Sementara pada 1 Desember, adalah
peringatan AIDS Sedunia. Artinya, antara hari AIDS dan HUT saya itu sama waktunya..." Oleh karena itu, "Sebagai orang yang peduli dengan AIDS, apalagi dalam kapasitas saya sebagai permaisuri, saya ingin agar mengajak kepada segenap rakyat NN agar bagaimana kita
peduli akan AIDS itu sendiri. "Untuk tahun ini, kita ada beberapa acara seperti Lomba Rap atau menyanyi diiringi musik berirama rap menandai peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia. Ini akan diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Ngotjoleria yang dipimpin Hadi Samsul. Acaranya di alun-alun." Lanjut Inge, "Di acara ini secara simbolik kita akan melepas 10 ekor burung hantu. Ini dimaksudkan agar masyarakat NN khususnya para remaja mampu membendung dan mencegah penularan HIV/AIDS yang kini menghantui kita semua." Semua hadirin pun manggut-manggut. "Panglima Srondol...!" panggil Banginda Asa,"Sekarang jemput Kepala Stasiun TV Katedra. Sampaikan permaisuri Inge akan mengklarifikasi isu ini. Juga akan menyosialisaikan rencana kegiatannya ulangtahunnya, termasuk pelepasan burung hantu ini." TV Katedra yang beberapa bulan lalu sempat macet lantaran tidak mampu mengatasi beban biaya operasional siaran, siang ini sibuk sekali. Siaran Breaking News menampilkan permaisuri Inge secara live. [caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Permasiuri Inge"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL