[caption id="" align="alignleft" width="307" caption="Sumber: Googling"][/caption]
TADI siang saya sudah keluar dari rumah sakit. Sehari saja di rumah sakit ternyata bukan hanya fisik yang kurang sehat. Kemarin kata dokter, kolesterol dan asam urat saya yang tinggi. Tapi kenyataannya selama di rumah sakit bukan hanya itu keluhan saya, karena perasaan saya juga sakit. Kecuali kemarin sore sempat ngacir ke warnet. Sekarang saya sudah di rumah. Rasanya plong. Keluhan juga sudah semakin berkurang. Merdeka....! Di rumah, saya buka Kompasiana. Mata saya tertuju pada sebuah tulisan Minami yang berjudul
"Kompasiana Ajang Populer-populeran?" di
SINI. Tulisan tersebut didasari oleh tulisan saya yang berjudul
"Tulisan Terpopuler Kompasiana Jadi Ajang Judi" di
SINI. Dalam tulisannya, Minami antara lain menguraikan:
"...apa benar tagline-tagline tentang tulisan terpupoler, rating terbanyak, dan sejenisnya pada halaman muka kompasiana hanya dijadikan para kompasianer untuk ajang populer-populeran?" Ini menarik bagi saya. Untuk itu saya merasa perlu menjelaskan bahwa saya tidak berani mengatakan bahwa apakah tulisan tagline-tagline tulisan terpopuler yang dimaksud Minami adalah untuk ajang populer-populeran atau tidak. Namun yang pasti, ada peluang untuk itu. Itulah alasan utamanya mengapa Admin Kompasiana diharapkan dapat membenahi sistem IT-nya, khususnya berkaitan dengan sistem perhitungan readership artikel. Sistem perhitungan yang diharapkan tentu saja yang paling minimal resiko untuk diakal-akali...." Tadi, saya juga telah membaca tanggapan salah seorang Admin Kompasiana, Iskandar Jet, dalam tulisan Bang
Akbar di
SINI, yang antara antara lain:
"...harus diakui, tidak ada sistem penghitungan readership artikel yang bisa diterapkan tanpa risiko atau konsekuensi apapun. baik lewat ip address atau lewat perhitungan hit artikel (login atau tanpa login). semua sistem sudah pernah diterapkan dan ada saja kendala yang muncul. ketika menggunakan ip address, misalnya, ada kendala untuk konversi ip address dengan jumlah pengunjung sebenarnya–karena banyak ip address yang digunakan oleh lebih dari satu komputer/orang seperti di kantor atau warnet. dan semua maklum, penggunaan internet lewat kantor masih cukup dominan dibandingkan lewat ip personal (mobile modem/internet rumahan).... Tapi masukan untuk menggunakan ip address ini akan kami pertimbangan...." Sistem IP Address yang dimaksud Iskandar Jet adalah sistem
“Unique Visitor” sebagaimana menurut Bang
Akbar Zainuddin di
SINI. Sekarang mari kita tunggu Kompasiana menerapkan sistem yang dianggap paling dapat meminimalisir tingkat kecurangan tersebut. Pendek kata, menurut Bang Akbar, sistem
“Unique Visitor”, dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk
Kompasiana saat ini. Benarkah?
KEMBALI KE ARTIKEL