Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Malu Bertanya…..? Tanya Lagi

28 September 2012   00:25 Diperbarui: 1 November 2015   15:07 117 0

Dalam keseharian mengajar saya sebagai guru, seringkali selalu saya tekankan kepada anak-anak untuk mengajukan berbagai macam pertanyaan. Bebas, pertanyaan apa saja. Kalau bisa jawab, saya jawab, dan kalau tidak bisa jawab, akan saya buat PR untuk saya cari jawabannya dirumah. Banyak terlihat wajah anak-anak kesulitan dalam mencari apa yang akan ditanyakan. Apakah memang pelajaran yang saya terangkan terlalu membingungkan ataukah memang tak ada minat mereka mengikuti pelajaran saya, saya kurang tahu. Akibatnya jikalau sesi pertanyaan saya lontarkan, suasana jadi hening sejenak. Kemudian saya kembali menekankan. Tak ada orang bodoh karena bertanya. Jangan berfikir banyak tanya itu layaknya seperti orang yang tidak tahu apa-apa….Tapi karena ia kepingin ilmu yang lebih saja, menjadikan seseorang itu akan mempertanyakan sesuatu yang dianggapnya kurang bisa dipahami. Ada pepatah mengatakan “Malu bertanya sesat dijalan”. Ini seperti kita analogikan, jikalu dijalan kita tersesat, maka jalan yang paling mudah adalah bertanya pada setiap orang yang ada dikiri kanan jalan. Jadi kita tidak akan tersesat selama orang yang kita tanya itu jujur dan mengerti. Begitu juga dengan segala macam ilmu, haruslah ditanyakan terus sampai kita mengerti. Oleh daripada itu maka muncul kalimat selanjutnya “Malu betanya, tanya lagi”. Sampai kita mengerti dan paham. Dengan semakin paham diri kita, maka semakin kritis dan cerdaslah pikiran. Menjadikan lebih bijak diri kita dalam menjalani kehidupan ini. Bukankah banyak profesi bergengsi yang menuntut segala macam pertanyaan? Semisal wartawan, dokter atau masih banyak lagi yang lainnya. Wartawan contohnya, harus banyak pertanyaan ini dan itu untuk mengorek suatu berita sebuah kejadian agar menghasilkan sebuah liputan berita yang enak dibaca. Dokter juga begitu setiap berhadapan dengan pasiennya, pasti akan mengajukan berbagai macam pertanyaan. Semisal, si pasien sakit perut. Maka diajukan pertanyaan, yang sakit sebelah mana? berapa kali ke kamar kecil? Tadi barusan makan apa? Dan blablablabla……Dengan begitu dokter akan bisa mendetaksi penyakit apa yang sedang pasien derita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun