Pagi ini adalah hari ke 14 Aurel beraktivitas di rumah. "Uh, bosan banget ni di rummah, kapan ya wabah ini akan berakhir?"Gerutu Aurel. Sambil mengambil handuk kemudian menuju ke kamar mandi yang letaknya berada di bagian belakang rumah Aurel. Sekolahnya mengalihkan proses belajarnya di rumah akibat wabah virus Corona Covid 19 yang merebak di seluruh dunia. Menjalani kesepakatan untuk tidak melakukan proses belajar bersama di sekolah, sebagai upaya menghambat penularan cepat wabah Covid-19. "Merumahkan" proses belajar anak bukan sesuatu yang asing bagi bagi Aurel dan teman-teman sekolahnya karena sekolah Aurel menjalani model sebagai sekolah keluarga. Setelah selesai mandi, Aurel kemudian menjemur handuknya di jemuran yang berada di samping rumah, tepat di samping jendela kamarnya. Aurel merupakan siswa kelas 8 di sebuah sekolah non formal yang terletak di salah satu kabupaten din Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sesungguhnya, ia telah melakukan rutinitas yang sama sejak pertama kali kegiatan belajarnya "dirumahkan" yaitu bangun, mandi, urus rumah, masak, makan, tidur, bangun, nulis, main hp, masak, mandi, kemudian tidur. Walaupun sesekali ia juga menyempatkan untuk membaca buku. Aurel sangat suka sekali membaca buku, buku apapun akan ia baca, yang penting isinya seru, pasti ia baca. Tak lama dia masuk kembali ke dalam kamarnya untuk merapikan kamarnya, kamar dengan ukuran 3m x 3m itu cukup luas untuk memberi ruang bagi semua aktivitas Aurel selama pembatasan sosial ini. Buku-buku yang telah ia baca berserakan di sana-sini. Satu per satu ia bereskan, dia susun kembali ke rak bukunya seperti semula. Berdiam diri di rumah selama berhari-hari tidaklah mudah bagi semua, terutama bagi anak-anak tak terkecuali Aurel. Energi yang biasa mereka gunakan untuk bermain fisik seharian lalu mau dikemanakan? Di awal-awal "libur", orangtua Aurel sempat bercerita betapa tak mudah membuat anak mau berdiam diri di rumah. Aurel sempat bertanya dan meminta ijin kepada mamanya, "mama, bolehkah aku bermain sepeda?" Walaupun merasa kasihan, mamanya secara perlahan memberikan pengertian kepada Aurel, "nak, kamu boleh bermain sepeda diluar, tetapi tunggu jika wabah ini reda ya", jawab sang mama sambil tersenyum penuh cinta dan mengusap kepala Aurel.
KEMBALI KE ARTIKEL