1 November 2024 13:38Diperbarui: 1 November 2024 13:43770
Di beranda kamarku, satu hari setelah kejadian manis yang menimpaa kau dan aku pada malam kesenian rakyat, saat kau menarik tubuhku ke halaman belakang panggung perjuangan dan meluluhlantahkan hatiku yang keras, aku melihat beberapa helai randa tapak tertanam di mata kau yang bermusimkan kemarau. Aku berangan kau kembali jatuh pada ranting-ranting tubuhku yang baru saja tumbuh, lalu kau kujerat paksa dengan akar-akarku yang dahaga, agar kau tak berlalu tergesa-gesa meninggalkanku demi para petani tomat miskin diujung desa, yang kau malah hanya mengajari mereka berteriak merdeka.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.