Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Terobosan Keberlanjutan Indonesia: Standar GRI dan IFRS Bersatu demi Lingkungan

5 September 2023   16:24 Diperbarui: 5 September 2023   16:36 344 3
Jakarta, 5 September 2023 - Indonesia menjadi tuan rumah acara besar yang dinantikan oleh para pemangku kepentingan bisnis dan lingkungan hari ini, "The Future Directions Of ESG and Sustainability Reporting in Indonesia." Acara yang berlangsung di Ruang Marketplace, Lantai 42 World Trade Center 3, Jakarta, membawa bersama sejumlah panelis terkemuka dalam upaya untuk membahas masa depan pelaporan keberlanjutan di tanah air.Panelis pembicara yang inspiratif dan berpengalaman dalam acara ini mencakup:

Ignatius Denny Wicaksono - Head of Business Development IDX Indonesia
Prof Dr. Lindawati Gani - Council Member Ikatan Akuntan Indonesia
Dewi Suyenti Tio - Indonesia Country Manager, Global Report Indonesia
Sam Prestidge - Strategy Lead International Sustainability Standards Board
Nur Maliki Arifiandi - Regional Lead Policy and Regulations CDP
Yuliana Sudjono - Partner and ESG Leader PwC Indonesia
Hendri Yulius Wijaya - Senior Manager PwC Indonesia
Andrew Halim - Senior Manager PwC Indonesia

Acara ini mencerminkan tekad Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pelaporan keberlanjutan dan ESG (Environmental, Social, and Governance). Upaya ini bukan hanya tentang meningkatkan transparansi perusahaan, tetapi juga tentang melindungi dan memelihara lingkungan hidup global.

Sebuah studi oleh PwC yang berjudul "Sustainability Counts II" menunjukkan bahwa sebanyak 80% perusahaan tercatat di Indonesia telah mengadopsi Standar Pelaporan Keberlanjutan Global Reporting Initiative (GRI) 2021 dalam Laporan Keberlanjutan mereka. Standar GRI ini membantu perusahaan melaporkan dampak bisnis dan operasional mereka terhadap ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola kepada berbagai pemangku kepentingan.

Namun, saat ini, fokus utama adalah pada penyelarasan antara Standar GRI dan Standar Keuangan Internasional (IFRS) S1 dan S2, yang dirilis oleh The International Sustainability Standards Board (ISSB) pada 26 Juni 2023. IFRS S1 berfokus pada Pengungkapan Umum Informasi Keuangan terkait Keberlanjutan, sementara IFRS S2 berkaitan dengan Pengungkapan terkait Iklim. Tujuannya adalah memberikan dasar global yang seragam untuk melaporkan informasi terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola guna memenuhi kebutuhan investor.

Penyelarasan ini mencakup beberapa aspek, termasuk Tata Kelola, Strategi, Manajemen Risiko, Metrik, dan Target. Standar GRI 2021 dan IFRS S1 dan S2 memiliki pengungkapan yang relevan dalam setiap komponen ini.

Langkah-langkah dasar penyelarasan termasuk memastikan kesamaan entitas yang dilaporkan dan jangka waktu pelaporan, melakukan analisis materialitas yang lebih komprehensif, dan menghubungkan tata kelola, strategi, dan manajemen risiko dengan posisi keuangan perusahaan.

Pelaporan emisi gas rumah kaca juga menjadi sorotan, dengan perusahaan diharapkan untuk melakukan perhitungan emisi secara rinci, menetapkan target pengurangan emisi, dan memantau kemajuan pencapaian target ini.

Acara ini adalah wadah untuk pertukaran ide dan inovasi dalam pelaporan keberlanjutan di Indonesia, dan para panelis memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga untuk dibagi. Dengan penyelarasan ini, perusahaan di Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengukur dan mengungkapkan dampak ESG terhadap posisi keuangan dan bisnis mereka, serta memberikan kontribusi positif yang lebih besar kepada lingkungan hidup dan masyarakat secara keseluruhan. Masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia tampak semakin terwujud.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun