Saat itu umurku belum genap empat belas tahun, masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP). Aku anak ketiga dari delapan bersaudara. Bapakku seorang buruh bangunan, sedangkan Emak hanya di rumah mengurus kami. Kakak pertamaku perempuan, menikah dan punya satu anak. Suaminya hanya seorang sopir angkot. Kakak keduaku laki-laki, kelas 3 STM, aku memanggilnya Abang. Adikku lima, tiga perempuan dan dua laki-laki.
KEMBALI KE ARTIKEL