Angin menyapu lembut setiap helai rambut Dirga. Mata sayu itu tampak menatap tajam aspal berlubang di jalan raya. Sesekali menarik napas dan membayangkan jalan hidupnya seperti jalan aspal berlubang itu. Tiga tahun setelah berusia kepala dua membuat pikirannya tersadar bahwa bom waktu terus berjalan. Jika usaha dan semangatnya hanya sekecil ini, tentu akan muncul banyak kesusahan dalam beberapa bulan lagi. Namun, lamunannya seketika terpecah ketika Andi menghampirinya.
KEMBALI KE ARTIKEL