Aku masih ingat, ketika kau menjadi kupu kupu, sepasang sayapmu kebesaran, beterbangan mengitariwajah bulan, menutupi kilauan mentari. Dan aku sering menyisir rambutmu, beraroma shampoo, menghunjam jantung, detaknya lahir dan mati di genggaman tangan. Sementara kusuka matamu, berkedip di antara ombak, bertabur pasir pasir bawah laut. Mata itu masih seperti dulu, memandangi ribuan batu karang, memahat rindu dan menyimpan luka. Meninggalkan selembar jejak waktu, menggerus nurani, untuk mengendapkan kata kata cinta.