Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Curhat Ramadhan

10 Juli 2014   05:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:48 19 1
Waktu

Belum jeda ku menyeka
merawat luka, lalu
mata sabit puasa menebas, leher
muncratkan darah, segar
liurpun tertahan ditenggorokan

belum rampung ku gelisah
ketika langkah masih resah diselasar rumah
mata sabit puasa sekali lagi menebas
perut keroncongan
disisa hari berbuka

Terpana ku, mati
menatap pesona senja

230712

Senja

Bertemu pada satu titik
dalam bujur dan lintang berbeda

mata-mata berbeda
sudut pandang yang sama

mata-mata yang sama
pada cara pandang berbeda

satu titik yang sama
adalah cahaya diperbatasan samar
semburat tatapannya
berkah pertentangan
mata-mata cerdik pandai

250712

Pandai

Sepanjang ingatan
ia cuma aksara
risalah bumi yang disampaikan
guru-guru dalam kelas

pendek saja,
sebatas tulisan tenar
papan plang sekolahmu

atau didinding ruang tamu
sebuah paparan kaku
dalam pigura
sampai mana hidupmu berlaku

menempel di otak
menyeruput bagai benalu
kering segala lugu
membuat layu malu-malu

ia cuma selembar mata uang
yang selalu terpikir
dalam saku

30712

http://andripleunwahyudi.wordpress.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun