Federer, kemudian Nadal, adalah nama yang selalu dikenal sebagai juara selama lebih dari setengah dekade dalam benak para penggemar tenis. Walau ada beberapa nama lain yang muncul di persaingan elit tenis dunia, termasuk Djokovic, namun tak pernah benar-benar dominan sebagai kompetitor andal dan konsisten. Karena, hanya sang juaralah yang berhak untuk tinggal dalam catatan sejarah.
Namun ketika musim Djokovic pada 2011 dimulai dengan menjadi juara grand slam pembuka, Australia Terbuka, tak ada yang menyangka bahwa konsistensinya tetap terjaga hingga berakhirnya grand slam penutup musim, AS Terbuka. Hanya satu grand slam yang lepas dari genggamannya, Prancis Terbuka.
Sebelum 2011, penggemar tenis telah memvonis si nomor tiga dunia. Djokovic petenis bagus, namun Federer dan Nadal-lah yang layak disebut petenis hebat. Pada momenpenting di turnamen-turnamen besar Djokovic sering jadi pecundang. Emosinya labil dan ketahanan fisiknya kurang meyakinkan. Tiga tahun sejak juara Australia Terbuka pada 2008, Djokovic hidup dalam bayang-bayang Federer dan Nadal.
Tapi dominasinya di musim 2011 menyingkirkan semua anggapan tersebut. Berada dalam tekanan paling berat sekali pun, Djokovic mampu mengubah posisi defensif menjadi ofensif lewat return serve-nya. Perubahan drastis yang membuat lawan kelabakan di saat mereka merasa punya peluang merebut poin atas Djokovic.
Bahkan John McEnroe, legenda tenis yang juga juara grand slam, mengatakan Djokovic telah menjadi service-returner terbaik dalam sejarah. Satu kelebihan Djokovic ini membuat level permainan lebih tinggi lagi dari standar yang telah dibuat oleh Federer dan Nadal. Jika tak ada yang bisa menyamai level ini, bukan tidak mungkin Djokovic akan mendominasi kancah tenis dunia selama beberapa musim ke depan mengingat usianya yang baru 24 tahun.
Apa Kelebihan Djokovic?
Kelebihan Federer adalah pada pergerakan kakinya (footwork), pukulan-pukulannya yang komplet dan sempurna, seakan raketnya merupakan bagian dari tangan kanannya yang memanjang. Petenis Swiss ini juga kerap memberi kejutan lewat akurasi pukulannya di garis lapangan, pada saat lawan menyangka dirinya sudah tak mampu lagi mengembalikan bola karena posisi Federer yang dinilai tak memungkinkan.
Sementara itu, tak ada petenis yang bisa mencari celah bahkan merobohkankukuhnya benteng mental Nadal.Determinasinya di lapangan tak memiliki lawan. Lewat spin kidalnya, kekuatannya, Nadal tak pernah menyerah membuat lawan bekerja keras, dan lebih keras lagi, untuk meladeni permainannya hingga kelelahan secara fisik dan mental.
Federer plus Nadal dengan lebih sedikit melakukan unforced error maka jadilah Novak Djokovic. Bahkan The Joker, julukan Djokovic, tak selalu menggunakan power dalam tiap pukulannya. Tak jarang dia melakukan drop shot dan membuat lapangan tenis seakan miliknya sendiri. Rasa percaya diri Nole, panggilan Djokovic, begitu tinggi hingga benteng mental Nadal pun bisa dia susupi. Ada celah yang selalu terbuka hingga enam final versus Nadal tahun ini selalu berakhir dengan kemenangan Djokovic.
Berikut rahasia Djokovic hingga begitu dominan di musim 2011:
Kondisi Fisik Lebih Prima >>> Dengan begitu banyak pertandingan dan turnamen yang diikuti, plus deretan rival dari jajaran petenis top, Djokovic tak pernah tampak kehabisan stamina. Bahkan, dia selalu mampu menjelajah setiap sudut lapangan dan mengembalikan bola lebih baik lawannya.
Mental yang Lebih Tangguh >>>Djokovic sering jadi pecundang di partai menentukan. Dia kerap mengeluh dan merusak konsentrasinya sendiri. Tapi kini tiap kali lawan mematahkan serve-nya, Djokovic tetap tenang dan balik membalas dengan melakukan break-point. Final Grand Slam AS Terbuka 2011 adalah contoh terakhir dimana Nadal menjadi “korban” terakhirnya.
Forehand Mematikan >>> Ini merupakan senjata bagi banyak petenis. Namun bagi Djokovic, konsistensi dan akurasi forehand-nya adalah senjata mematikan yang kerap memberinya winners. Perkembangan yang signifikan mengingat Djokovic dulu kerap kehilangan "sentuhan" pada forehand-nya di partai menentukan.
Second Serve-nya Bukan Lagi Kartu Mati >>> Djokovic menambah spin pada second serve-nya dan menyulitkan lawan dalam menebak kemana arah bola. Kini, second serve bukan lagi kelemahan baginya, sekaligus menghilangkan masalah double-fault yang kerap menghantamnya di masa lalu.
Mengubah Posisi Defensif Jadi Ofensif >>> Menjadi petenis top dunia adalah menjadi petenis yang mumpuni dalam mengembalikan serve lawan. Tapi mengubah posisi lawan yang sedang melakukan serve menjadi bertahan akibat return serve adalah kelebihan Djokovic yang kerap memberinya poin berharga. Dengan fisiknya yang prima, kemampuan Djokovic bahkan lebih mematikan karena dia mampu menciptakan peluang lebih besar untuk merebut break-point.
FAKTA DJOKOVIC 2011
-Rekor terbaik : 64-2
kalah dari Roger Federer (SF Prancis Terbuka) & Andy Murray (cedera, F Cincinnati Masters)
-Petenis pertama selain Federer dan Nadal yang menduduki peringkat satu dunia sejak Februari 2004
-Petenis pertama selain Federer dan Nadal yang menjuarai Wimbledon sejak Lleyton Hewitt menjadi juara pada 2002
GELAR JUARA
- Grand Slam Australia Terbuka (Outdoor/Hard)
- ATP World Tour 500 Dubai (Outdoor/Hard)
- ATP World Tour Masters 1000 Indian Wells (Outdoor/Hard)
- ATP World Tour Masters 1000 Miami (Outdoor/Hard)
- ATP World Tour 500 Belgrade (Outdoor/Clay)
- ATP World Tour Masters 1000 Madrid (Outdoor/Clay)
- ATP World Tour Masters 1000 Roma (Outdoor/Clay)
- Grand Slam Wimbledon (Outdoor/Grass)
- ATP World Tour Masters 1000 Montreal (Outdoor/Hard)
- Grand Slam AS Terbuka (Outdoor/Hard)
Foto Novak Djokovic : Getty Images/Clive Brunskill
Foto Rafael Nadal : AP/Matt Slocum
Foto Roger Federer : AP/Charlie Riedel