Konon, kalau kita sedang patah hati, pikiran cenderung meresapi lirik daripada musiknya. Dengan lirik sendunya, perasaan kita bisa terwakili. Musiknya ada di garda belakang, hanya sebagai perangsang lirik dalam menuntaskan pesannya. Maka terciptalah nuansa nelangsa, sedih, pedih, pilu, dan berbagai macam wujud rasa muram.
KEMBALI KE ARTIKEL