Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Wisata ke Selandia Baru: Hari Terakhir (Tamat)

30 Juni 2010   06:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:11 709 0
erjalanan dari Queenstown ke Christchurch, tempat kepulangan kami, adalah sekitar 5 jam melalui darat. Dari Queenstown ini kami berangkat jam 8 pagi, dan sudah disambut dengan suhu 2oC dan hujan yang cukup gede. Tujuan kami yang pertama adalah mampir sejenak di Cromwell, membeli buah-buahan [caption id="attachment_181255" align="alignleft" width="300" caption="Mrs. Jones's Fruit stall"][/caption] dan produk alami khas NZ, di Mrs. Jones' Fruit stall. Cromwell memang salah satu sentra produsen buah-buahan di NZ. Mampir di sana sebentar, saya pulang membawa 1 kg madu khas NZ (bukan manuka honey) yang dihargai NZD 12, atau sekitar 78000 rupiah. Seperti namanya, fruit stall, banyak sekali jenis buah-buahan dijual, termasuk produk olahan buah, seperti manisan, keripik, dan lain-lain, dan bahkan, ada kesemek sudara-sudara! di sana ada tempat khusus untuk merasakan buah-buahan ini, dan pas ambil ngawur potongan buah, weh, kok rasanya mirip bener kaya kesemek! Setelah beli-beli di sini, dimulailah perjalanan panjang menuju Christchurch. Jalanan yang kami lalui naik turun, melewati jajaran perbukitan, dan berkelok-kelok. di Beberapa tempat tampak beberapa orang mendaki tebing-tebing tinggi dan menjatuhkan batu-batu ke bawah. Tampaknya ini dilakukan supaya batu-batu yang potensial untuk longsor tidak menjatuhi pengguna jalan. Mobil-mobil dihentikan dalam jarak sekitar 100 meter dari tempat menjatuhkan batu. Satu jam lebih perjalanan dan kami mulai menyaksikan dataran dan kebun anggur yang mulai tertutup warna putih. Salju! Ternyata sudah ada salju yang turun dalam perjalanan kami ini, dan ini adalah salju yang pertama untuk kami. Yupe, dengan noraknya 2 orang temenku langsung buka baju dan tiduran di salju, tentu tak lupa minta difoto dengan gaya super narsis. Di pinggir jalan lagi. sukur-sukur kami tidak ditangkap karena public indecency, hehehe. Setelah melewati pemandangan putih terus dan makan siang di Omarama, kami masuk ke daerah Mackenzie, dan melewati sebuah danau terkenal, danau Pukaki. Pada saat musim panas atau semi, pemandangan di sini katanya sangat indah. Dari pinggir danau Pukaki, seseorang bisa melihat keindahan gunung tertinggi di New Zealand, Mt. Cook atau Aoraki (sebutan Maori untuk gunung itu). Tapi saat itu kami hanya bisa melihat danau yang tenang dengan gugusan awan dan kabut di atasnya. Twizel adalah kota yang kami lewati selanjutnya. Sebuah kota yang didisain sebagai tempat penampungan sementara untuk para pekerja proyek pembangkit listrik tenaga air Waitaki. Setelah [caption id="attachment_181256" align="alignright" width="300" caption="Church of Good Sheperd, Twizel"][/caption] proyek selesai, para penghuninya berjuang untuk mempertahankan status kota bagi Twizel, dan pada akhirnya, perjuangan itu berhasil. Kini Twizel jadi salah satu kota kecil yang menjadi tujuan wisata, salah satunya adalah wisata astronomi, karena daerah Twizel mempunyai pemandangan angkasa yang sangat bersih dari awan, sehingga cocok untuk mengintip angkasa raya. Sempat kami foto-foto sebentar di depan Church of Good Shepherds. Dari Twizel, kami melewati kota kecil Geraldine, dan berakhir di Ashburton. Di Ashburton sempat kami agak lama berhenti untuk melihat peternakan alpaca. Alpaca adalah binatang sejenis llama yang dikembangbiakkan di NZ untuk diambil bulunya, karena kualitasnya secara umum lebih bagus daripada bulu domba. Waktu menunjukkan pukul 5 kurang seperempat ketika bus kami memasuki kota Christchurch, kota yang dibanggakan orang NZ dengan julukan Lebih Inggris daripada Inggris sendiri. Sudah agak gelap jam segitu, sehingga tidak ada pilihan lain selain masuk ke hotel untuk istirahat sebentar. Hotel kami, Grand Chancellor, adalah bangunan tertinggi di Christchurch. Untungnya, hotel ini tidak jauh dari Cathedral Square, tempat nongkrong orang Christchurch. Setelah makan malam di restoran jepang dekat hotel, kami berjalan-jalan menuju Cathedral Square, yang cuman kira-kira 2 blok dari situ. [caption id="attachment_181257" align="alignleft" width="300" caption="Christ Church Cathedral in the night"][/caption] Gedung Cathedral yang namanya sama, Christ Church, adalah landmark kota itu. Kami berjalan-jalan dan menghabiskan malam ngobrol di depan gedung Cathedral itu. Tidak sampai malam, kami harus istirahat di Hotel lebih cepat karena subuh kami harus berangkat ke Airport. Seharusnya kota ini ideal untuk jalan-jalan paling tidak sehari lagi sebelum pulang. 3.30 Dinihari, kami sudah bersiap menuju Airport, dan berpisah dengan NZ. Sengaja dipilih Jetstar yang low cost itu untuk terbang ke Sidney dan akhirnya terbang ke Jakarta dengan Qantas Airways. So long NZ, we will miss u!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun