Mohon tunggu...
KOMENTAR
Parenting

Anak Masa Kini

11 Maret 2023   23:01 Diperbarui: 11 Maret 2023   23:04 91 5

"Kids jaman now", itulah istilah yang viral masa kini untuk menyebut anak-anak yang terlahir dari tahun 2000an ke atas atau kaum milenial, mengapa demikian? entahlah siapa yang mencetuskan dan apa maksud dari ungkapan tersebut tapi menurutku ungkapan tersebut cenderung berkonotasi negatif untuk menyatakan suatu permakluman terhadap sebuah tindakan yang dilakukan oleh anak-anak remaja maupun muda-mudi masa kini. namun, tidak semua hal juga mengarah ke hal negatif, ada juga beberapa perbuatan positif dan prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh "kids jaman now". 

Aku pun memiliki beberapa keponakan yang menurutku sudah jauh berbeda masa kecil mereka dibandingkan dengan masa kecilku dahulu. Yang paling terlihat berbeda ada pada kemajuan teknologi masa kini dengan jaman dahulu ketika aku kecil, contoh paling terasa adalah dalam hal gadget, dimana aku baru bisa memiliki handphone ketika aku duduk di bangku universitas semester dua dahulu, itu pun hanya handphone yang hanya bisa melakukan panggilan dan mengirim pesan dengan vitur yang sangat terbatas. 

Sementara itu keponakan-keponakanku di usia balita saja sudah disuguhi dengan video-video dari Handphone atau tablet canggih, sementara yang masih duduk dibangku SD sudah diberikan HP yang bisa mereka manfaatkan untuk bermain game, membuat video di Youtube dan menggunakan berbagai fitur-fitur yang tersedia yang dimana aku pun menggunakannya.

Entah mengapa aku merasa bukan hanya perbedaan dari segi kemajuan teknologi saja, akan tetapi merambah ke segi-segi lain seperti segi adat istiadat dan kebudayaan, tradisi yang dari sejak dahulu diajarkan turun temurun dari nenek moyang kini terasa mulai menghilang dan tak diajarkan atau dilestarikan oleh penerusnya, contohnya adalah ketika dahulu aku diajarkan oleh kedua orang tuaku untuk menundukan badan dan memiringkan tangan aku ketika aku akan melewati orang yang lebih tua dariku, dengan maksud mengatakan permisi dan menghormati mereka, karena aku terlahir dan besar  dari keluarga berdarah Solo, Jawa Tengah. 

Namun entah mengapa budaya/tradisi tersebut perlahan mulai menghilang dan sangat jarang sekali aku temukan pada "kids jaman now" dimana para keponakanku sendiripun tidak melakukan hal tersebut. cukup sedih kurasakan namun masih menjadi perdebatan juga didalam benakku mengenai hal tersebut. Apakah jika mereka tidak melakukan hal tersebut berarti mereka tidak menghormati orang yang lebih tua atau tidak punya sopan santun, karena setiap tradisi pun berbeda-beda dalam menyingkapi makna dan arti dari perbuatan tersebut.

Bukan cuma dalam hal tradisi yang aku lihat dan rasakan, mengucap salam dan berpamitan pun mereka jarang lakukan, agak kesal dan kecewa sebenarnya, namun aku pun menyadari posisiku hanyalah sebagai paman, jadi tidak mungkin aku menegurnya secara langsung dan bukan aku tidak menanyakan kepada kakakku secara langsung namun jawaban mereka pun cukup mengejutkanku, mereka mengatakan sudah sering mengajarkan dan menegur mereka namun tak ada hasil dan perubahan yang sampai akhirnya membuat kakakku pun lelah dan menyerah sehingga membiarkannya begitu saja, fenomena ini pun kurasa dialami oleh kebanyakan orangtua/keluarga diluaran sana yang terutama tinggal diperkotaan, beda hal kalau kita berada di pedesaan dan daerah yang jauh dari perkotaan. kota-kota besar secara kita sadari maupun tidak, menjadi penyumbang terbesar dalam hal kepunahan tradisi, adat istiadat dan kebudayaan kita. 

Apakah kota-kota besar dengan kemajuan teknologi dan tingkat perekonomian yang tinggi mempengaruhi kebudayaan dan tradisi kita? menurutku YA sangat berpengaruh sekali, karena pandangan dan pengetahuan kita sudah bergeser dan melihat atau meniru kebiasaan dan perilaku-perilaku dari negara-negara maju dan modern yang membuat pikiran juga keyakinan kita berubah dan bergeser mengikuti trend yang sedang hits/viral.

Jadi harus bagaimana? aku pun juga merasakan tak berdaya dan bukan tak ingin merubah semua itu, hanya saja aku melihat kedalam diriku, sudahkah aku lebih baik dari apa yang aku lihat dan rasakan, dan aku menanamkan dalam benakku untuk mencoba sebisa mungkin melestarikan kebiasaan-kebiasaan baik dari tradisi, adat istiadat dan kebudayaan dari nenek moyangku yang diajarkan turun temurun oleh orangtuaku, dengan demikian setidaknya aku menjadi bagian dari orang-orang yang peduli dan melestarikan kebudayaan, adat istiadat dan tradisi masing-masing. apakah kalian juga termasuk di dalamnya?


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun