Kementeria perumahan rakyat melalui deputi pembiayaan, mengaku serapan penyaluran Program kredit pemilikan rumah (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) masih rendah. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tampaknya kurang minat dengan program ini.
Tapi menurut Lana Winayanti, Asisten Deputi Evaluasi Pembiayaan Deputi Pembiayaan Kemenpera mengakui, minimnya penyerapan FLPP karena beberapa lembaga penyalur dana subsidi rumah masih memiliki keterbatasan, terutama sumber daya manusia dan infrastruktur. Selain itu sistim skema perbankan dengan KPR komersial berbeda denhgan skema penyaluran KPR FLPP.
Sehingga sistim KPR komersial masih cukup tinggi diminati masyarakat. Tak heran KPR komersial masih mendominasi pengucuran kredit konsumsi dari perbankan. Kemenpera berencana akan lebih mensosialisasikan KPR FLPP ini ke berbagai daerah dengan pola sosialisasi yang tepat sasaran.
Survey Bank Indonesia, sepanjang kuartal II-2012 sebagian besar konsumen (82,09%) masih memilih KPR sebagai fasilitas utama membeli properti residensial. Dari total KPR yang dikucurkan, masyarakat memilih KPR komersial sebanyak 99,12%, sedangkan KPR FLPP hanya 0,88%, turun dari 1,64% pada kuartal sebelumnya.
Pengucuran KPR FLPP hanya sebesar 5,62% dari dana yang disiapkan sebanyak Rp 7,1 triliun pada 2012. Lambatnya pengucuran KPR FLPP disebabkan UU No 1/2011 yang mengatur tipe rumah yang dibiayai FLPP minimal berukuran 36 meter persegi. Meskipun demikian, fasilitas KPR yang digunakan konsumen dalam membeli properti pada kuartal II-2012 meningkat jika dibandingkan dengan kuartal I-2012 sebesar 78,33%. mhsyah
Sumber: PropertyKita