hati adalah faktor error terbesar dalam manusia. asumsikanlah manusia merupakan sebuah fungsi dari komponen fisik yang ada pada manusia dan hati akan menjadi pengisi variabel error pada manusia. meskipun ini hanya kiasan saja tapi nyatanya manusia bisa gemilang dan gundah gulana karena masalah hati. dan hati disini bukanlah lever namun lebih kearah batin.
kata orang yang lebih pandai, hati manusia tidak ada yang tahu. mereka abstrak, nampakpun tidak. namun gejalanya bisa dirasakan dan bisa terasa oleh mereka yang berinteraksi dengannya. kata orang yang lebih pandai lagi, hati manusia itu merupakan cerminan, cerminan dari perilaku individu pemilik hati tersebut. asumsikanlah manusia itu sebuah kendi maka hatinya adalah air didalam kendi tesebut. jadilah sebuah analogi kendi berisikan sirup tidak akan mengeluarkan susu saat dituang.
jadi penggerak manusia lebih kepada pikirannya atau hatinya? menurut saya tidak ada satupun keputusan manusia yang tidak terpengaruh oleh kekuatan dalam hatinya. tidak ada buah pikiran yang bebas pengaruh dari "sentuhan" hati. hingga hari ini saya masih percaya bahwa manusia lahir di dunia untuk sebuah tujuan, tujuan yang mereka buat semasa hidupnya dan di putuskan berdasarkan keinginan yang ia idam-idamkan. mimpi dan angan-angan sangat erat korelasinya dengan hati. ketika hati seseorang tidak mencintai sesuatu ia tidak akan mau menyentuh, bergabung apalagi sampai meimpi-impikannya. manusia sangat bergantung pada hatinya.
ketergantungan manusia ini kadang tidak sejalan dengan tingkat syukur kepada sang pencipta. karena hati tidak bisa muncul dengan sendirinya. apakah mungkin ini hasil evolusi bertahun-tahun lamanya yang membua kita baru berpikir dan memiliki rasa? saya pikir tidak. ada pencipta dibalik "benda" mahakarya ini dan tentu saja DIAlah yang mampu menciptakan ini. ketika hati ini ditutup oleh yang maha kuasa, dunia serasa mati lampu dimalam hari. apa yang terjadi ketika mati lampu dimalam hari, pandangan menjadi terbatas, tidak dapat menikmati acara di media elektronik, kepanasan, dll. penderitaan tersebut dikalikan bilangan "luarbiasa tak tergantikan" ditambah bilangan "sangat menyakitkan" di pangkatkan "hingga ajal menjemput". mengerikan bukan.
keputusan menjadi tidak sesuai, tidak dapat melihat berbagai peluang didepan mata, tidak memiliki keyakinan, dll. efek domino akan berlangsung terus menerus tanpa henti. hanya contoh mengerikan yang dapat menggambarkan dengan tepat suasana ketika hati ditutup oleh yang maha kuasa. orang beragama belum tentu memiliki hati yang terbuka.
sebelum hati itu tertutup, sebelum dunia menjadi gelap gulita. ada baiknya kita mulai berkaca pada diri kita sendiri. memohonlah pada apapun yang anda yakini, saya akan memohon kepada ALLAH SWT, untuk menjaga agar "benda" ini di matikan oleh "remote" dari tempat ENGKAU berada.
karena katika hati tertutup dunia gelap gulita.
"tulisan atas hati yang kesal dari hari yang buruk, mungkin suatu hari saya akan tertawa mengenangnya."