Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Hikayat RRI Mojokerto, Lintas Alam hingga Sundel Bolong

11 September 2020   09:18 Diperbarui: 11 September 2020   09:07 228 2
Hari Radioooooo. 11 September.......Mengapa dijadikan hari radio? Karena waktu itu Jawatan radio Jepang mulai dipakai untuk syi'ar kemerdekaan Indonesia. Itu yang nasional....mari kita cerita di Mojokerto.

Sebelum bercerita.......foto dulu. Latar belakang saya ini adalah Repeater atau alat untuk memperluas jangkauan Radio Rapublik Indonesia (RRI) yang terletak antara Kecamatan Mojosari dan Kecamatan Bangsal Mojokerto.

Pada tempat ini ada antena tinggiiiiii sekali. Menyerap gelombang radio dari surabaya untuk disebarkan di wilayah lain. Antena ini dibangun pada tahun 1969 dan jadi tahun 1970. Saat itu media masih belum banyak. Belajar dari peristiwa 1965, RRI yang dibajak gerombolan pemberontak.....maka perlu penguatan jaringan hingga ke pelosok. Jaringan Radio untuk corong pemerintah...gitu ceritanya.

Cerita RRI

Singkat cerita, Radio Republik Indonesia (RRI) saat itu sangat vital bagi masyarakat. Misalkan..Jika pagi hari  Lagu rayuan pulau kelapa dengan rekaman masih sangat jelek sampai didengar  oleh  pegawai atau pelajar yang  masih di perjalanan....sudah dipastikan mereka  terlambat sampai tujuan , karena itu adalah jam 7 pagi.

sebelum itu adalah pukul setengah tujuh....di sana ada iklan-iklan ikonik. Sangat familiar di telinga walaupun hanya membayangkan. Iklan tentang Bengkel Reparasi T*okro Bersaudara. Motto yang membekas adalah "Kerja Cepat Mutu aTinggi---Servis memuaskan"

Juga ada iklan tentang Lem Dempul Besi **ikol yang mampu menambal tangki karena tangki bocor dilas....berbahaya..akibatnya bisa meledak.
"Dhuarrrrrr!!" suara ini yang ditunggu...

Lalu ada iklan majalah bahasa jawa yang sekarang sudah Almarhum dengan khas "Ketebang-tebang saka wetan" Majalah Jaya baya...

apa lagi??

Owh...sebelum itu pukul setengah enam...berita daerah jawa timur dengan Syi'ar kepada masyarakat bahwa hidup kita ini enak yaitu lagu gending jawa,
"Murah sandhang pangan.....Seger kewarasan." lagu pembuka ini untuk berita dan ada berita yang dibacakan dalam bahasa jawa.

Lantas yang ikonik juga adalah jam 1/2 8 malam dengan perbandingan harga semua pasar di Indonesia. Kol gepeng...kentang mutu ABC, kentang mutu sedang, cabe rawit, cabe keriting, bawang merah dan lainnya.

Itulah cerita isi RRI...
Sekarang cerita tentang kegiatan yang ada di Repeater RRI Mojokerto ini.

TIngginya kemungkinan 80 meter ya. Saya tidak pernah tau data validnya. Saya hanya mengukur menggunakan kompas dengan prakiraan tinggi dari metode yang diajarkan waktu di kepramukaan saja.

Jaman tahun 1969 ini faktor keselamatan sangat diperhitungkan. Jadi analisis risiko dan peluang benar-benar direncanakan. Jika antena itu roboh, jangan sampai mengenai tetangga. Makaaaaaa, dibelilah tanah-tanah sekitar agar tidak didirikan bangunan.

Kan bahaya. Bandingkan dengan antena  saat ini ya .

Nah, halaman yang luaaaas ini jelas nganggur. Jadinya digarap untuk persawahan. Juga untuk perikanan. Intinya terjaga lah hingga saat ini.

Lalu, jika ada peringatan hari radio seperti sekarang ini....apa kegiatannya. Jelas.....
Malamnya adalah layar tancap di halaman RRI.
Ramaiiiii sekali. Maklum hiburan tidak sebanyak sekarang. Saat layar tancap pasti sudah siap pedagang.

Pedagang kacang rebus sangat khas dengan mengikat kacang pada tangkainya. Jadi kalau makan kacang hanya dibuka saja kulit tetap terikat pada ikatan tangkai tadi. Pedagang ini biasanya memakai sepeda besi (sepeda kebo) dengan keranjang (ronjot) kiri kanan penuh dengan kacang dan api kecil ublik sebagai penerangan. Pedagang lainnya ya banyak lagi, mulai dari rujak, buah, tahu tek pokoknya banyak lah.

Paginya, apa ada kegiatan??
ada..

yaitu LINTAS ALAM.

Ini yang dilakukan banyak pihak. Kerjasama RRI dengan Pemerintah Kabupaten dan Kodam V Brawijaya. Selain mengenang hari radio, juga mengenang pertempuran Mojosari selatan saat perjuangan melawan belanda yang melegenda yaitu operasi Komando Hayam Wuruk.

Perasaan saya sering ya menulis tentang Komando Hayam Wuruk......asik sih..karena banyak cerita dan membanggakan kita sebagai warga Mojokerto.

Kali ini saya hanya menulis rutenya saja. Karena dalam operasi Komando Hayam Wuruk itu rutenya berganti-ganti (kalau tidak ganti kan mudah ditangkap Belanda), maka dalam Lomba Lintas Alam ini juga berganti-ganti rute.

Memang tidak selalu RRI menjadi Finish atau Start nya. Tetapi  seringnya Start atau Finis di RRI ini.

Pernah ada rute RRI-Kutorejo-Goa Gembyang-finish Tamiajeng. Pernah juga start RRI finish lapangan Trawas. Ada juga rute RRI dan Finisnya Polsek Pacet (sebelah Polsek Pacet dulu lapangan voli.

Juga RRI-Kemasantani Gondang. Bahkan RRI-Jatirejo. Rute-rute tersebut selalu berganti tiap tahun. Peserta selalu bersemangat dengan baju paling muktakhir di jamannya. Membawa Tape mini Compo dengan 6 buah baterai besar dan disetel keras2 menambah semangat. Padahal dipanggul dengan berat lho

Piagam adalah kebanggaan padahal betis sampai kaku, kuku kaki copot tapi kesan sangat mendalam. Sekarang kok lama nggak ada ya...Semoga ada lagi.

Sundel Bolong

Duluuuu..ini dulu adalah jalan besar juga. Tapiii....sepiii dan gelap. Banyak kepercayaan kalau di sana ada Sundel Bolong alias hantu wanita yang suka menggoda orang lewat. Sepiiiii...tau-tau ada suara,

"Rrrrrrrrrrr......rrrrrrr....rrrrrrrr...." keras sekali suaranya.
Suara itu berpindah juga kadang di sebelah selatan kadang di utara.

Ternyata....Masyarakat kan dulu belum tahu apa itu otomatis ya. RRI jaman itu sudah memakai baterai penyimpan listrik (semacam uninterruptible power supply; UPS).  Jika listrik padam, RRI tidak padam. Listrik tersimpan di UPS sementara tetapi harus segera mendapatkan suplai listrik (kan siaran jalan terus)

Suplai listrik itu dari generator yang otomatis jalan saat listrik PLN padam. Suaranya RRRRRRRRRrrrrrrrrr tadi. Jika generator 1 tidak jalan, maka komputer akan memerintah generator 2 jalan dan suaranya berindah..Rrrrrrrrrrrr di sisi yang lain. Canggih ya..padahal tahun 70-an.

Gituuuuuu dianggap ada Sundel Bolong..

.Itu teknologiiiii..bukan hantu..Tapi masyarakat teap menganggap ada sundel bolong yang sering nampak. Jelas tidak dapat disentuh dan tidak ada buktinya.

Hari terus berganti...jalan semakin ramai dan terang karena lampu penerangan jalan. Tapi, sundel bolong masih ada.....malah bisa disentuh.....tapi harus bayar ... .

Sudah ya...sudah malam...tentang kisah RRI di Mojokerto.
Selamat Hari Radio. Sekali di Udara tetap di Udara!!!
#penulis #mojokerto #firi #firitri #humaninterest #perempuan #menulis #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #penulis_mojokerto #kisah #character #womaninwork #writing #writer #female #radio #rri #rri_mojokerto #hariradio

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun