Sekarang Puri menjadi kecamatan yang termasuk gemah ripah lohjinawi karena di Puri ini satu-satunya kecamatan yang dilewati banyak sungai. Tercatat ada 14 sungai di Puri. Jika semuanya kecukupan, tinggal warganya yang harus berdaya.
Berdaya harus mempunyai kualitas kecerdasan tinggi. Kecerdasan salah satunya dilatih dengan olah raga..
Nahhhhhh, selain sehat olah raga juga alat ukur prestasi bangsa. Jika mampu membina olah raga yang berprestasi, biasanya Sumber Daya Manusia di negara itu juga banyak yang hebat.
Kita lihat saja di Olimpiade. Langganan peringkat atas kan Amerika, China, Jepang, Jerman, Rusia......bagaimana kualitas SDM di sana? sudah tidak perlu diperdebatkan karena mereka memang unggul.
Lantas?
Ya kita harus punya mimpi agar seperti mereka lah...
Olah raga itu tidak mahal. Hanya perlu mimpi dan niat.
Saya ingin bercerita perbandingan cabang olah raga ya.
Untuk menjuarai olimpiade, Asian Games, SEA Games, PON dan lainnya, diperlukan banyak raihan medali. Cabang olah raga pendulang medali adalah Atletik, Air dan senam.
Jika kita lihat film doraemon, sering terlihat Nobita yang mengeluh tidak dapat mengikuti pelajaran olah raga senam, renang dan lari. Memang itu yang dititik beratkan di Jepang sana.
Ada berapa nomor olah raga air? Renang 50 meter, 100 meter, 200 meter dan lainnya. Itu pun masih ada gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya bebas. Ada lagi renang indah, lompat indah banyaaaak sekali.
Satu nomor, dihitung satu medali lebih efektif daripada cabang olah raga sepak bola yang satu tim 23 pemain tapi dihitung hanya 1 medali.
Mojokerto, hanya memiliki 2 kolam renang beneran (Ukuran internasional). Kolam renang Ubalan dan SPN Bangsal. Malah di Ubalan dalamnya ada yang hanya 120cm (ukuran internasional adalah 2 meter.
Jadi, jelas lah untuk olah raga ini kita tidak berkembang karena fasilitasnya tidak ada. Olah raga air kan mahal.
Senam?? apalagi....
Jadi, Atletik adalah yang murah dan mudah.
Duluuuuuuu........semua sekolah pasti mempunyai namanya LATAR. Dalam bahasa Jawa, latar berarti halaman di depan rumah. Jadi, di sekolah selalu ada halaman.
Halamannya dari tanah dan disiapkan bak pasir.
Kalau yang merasakan sekolah jaman dulu pasti ingat. Bak pasir itu dipakai untuk olah raga lompat jauh dan lompat jangkit. Sesekali juga dipakai lompat tinggi.
Mengapa disiapkan itu, karena orang dulu sadar bahwa olah raga atletik harus ada fasilitas itu. Fasilitas atletik murah kok.
Cabangnya ada lari, lompat dan lempar.
Cabang lari, pasti sering dilakukan entah di lapangan maupun di jalan untuk lari jarak jauh. Cabang lompat di bak pasir tadi. Cabang lempar lembing, cakram tolak peluru...mungkin lontar martil saja yang tidak ada di Sekolah kita.
Sekarang.......Saya tidak menjumpai bak pasir di sekolah. Lempar-lempar juga jarang. Lari? saya tidak tahu. .... Padahal murah ya.
Mungkin kita sudah tidak punya mimpi ya...
Bayangkan dengan olah raga di eropa, di Amerika, China, Jepang.....
Mungkin kita mudah mengakses semua itu melalui media internet saat ini. Saya pernah melihat Manchester City berlatih dipimpin oleh Guardiola. Latihan dipimpin oleh pelatih-pelatih handal yang semua pemain dicatat keadaannya dalam komputer. Guardiola bukan pelatih tetapi manajer, hanya memantau semua data di komputer tabletnya.
Semua statistik tentang keadaan terbaru pemain dipakai nasar analisis manajer. Data lawan juga dipantau. Hasilnya......ya seperti itu.
Bandingkan dengan kita. Fasilitas saja mulai ditinggalkan.
Jadiiii...mari kita mulai mimpi kita. Sehat dulu...kemudian prestasi.
Saya pun memulai mimpi di pinggir lapangan ini dengan komputer.....untuk apa? bermain Championship Manager . Semoga Notingham Forest yang saya kelola menjadi juara champion 2 tahun lagi
Selamat Hari Olah raga Nasional!!
#penulis #mojokerto #firi #firitri #humaninterest #perempuan #menulis #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #penulis_mojokerto #kisah #character #womaninwork #writing #writer #female #woman