Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Festival Ceng Beng dan Hari Paskah Tahun Ini

2 April 2015   13:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38 3458 7

Ceng Beng (atau Cheng Beng atau Qingming) adalah salah satu tradisi penting masyarakat Tionghoa yang masih lestari hingga kini. Tidak heran jika beberapa negara di Asia bahkan menerapkan hari libur untuk memperingati festival Ceng Beng yang juga dikenal sebagaiPure Brightness Festival atau pada puncaknya dikenal juga istilahTomb Sweeping Day. Tahun ini puncak hari Ceng Beng jatuh pada tanggal 5 April 2015. Di Taiwan misalnya bahkan sehari setelah puncaknya Ceng Beng pada tanggal 5, maka pada tanggal 6 April 2015 ditetapkan menjadi hari libur juga.

Ceng Beng adalah tradisi penting masyarakat Tionghoa karena pada saat inilah seluruh anggota keluarga berkumpul bersama untuk mengenang dan menghormati leluhur, melakukan ziarah ke kuburan dan bersembahyang untuk leluhur. Masyarakat Tionghoa di Indonesia pun demikian, tradisi ini juga masih lestari di Tanah Air. Jadi tidaklah heran jika hotel-hotel di Medan, Sumatera Utara misalnya sejak pertengahan Maret 2015 lalu sudah mengantisipasi meningkatnya occupancy rate selama Festival Ceng Beng ini berlangsung. Mengapa demikian? Karena biasanya akan ramai anggota keluarga dari berbagai daerah (karena sudah merantau) bahkan dari luar negeri yang kembali ke kampung halaman tempat leluhur dimakamkan untuk melakukan ritual sembahyang dan ziarah ke kuburan.

Menghormati leluhur memang tradisi yang penting bagi masyarakat Tionghoa. Konon, jauh sebelum Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang, tahun 732 menetapkan penghormatan tersebut agar cukup dilakukan dengan mengunjungi kuburan leluhur pada hari Ceng Beng, upacara penghormatan yang banyak dilakukan sangatlah rumit dan mahal. Jadi, memang bijaksana juga kaisar tersebut untuk mengambil keputusan seperti itu.

Kalau dari pengalaman, di wilayah Sumatera khususnya, puncak keramaian ziarah ke kuburan biasanya jatuh pada hari Sabtu atau Minggu sekitar satu minggu sebelum hari puncaknya. Entah bagaimana di negara-negara Asia lainnya yang menerapkan hari libur untuk Ceng Beng ini. Ada yang berbeda dengan tradisi hari menghormati leluhur ini di Korea Selatan, karena di Korea Selatan tradisi semacam ini justru dilakukan bersamaan dengan Festival Kue Bulan di berbagai negara Asia (Mid-Autumn Festival). Mid-Autumn Festival di Korea Selatan itudisebut dengan “Chuseok” dan salah satu yang kerap dilakukan di dalamnya adalah ziarah ke kuburan leluhur juga.

Apa persisnya yang dilakukan pada saat ziarah ke kuburan leluhur pada saat Ceng Beng? Tentu saja selain ritual penghormatan kepada leluhur juga sesuai sebutannya Tomb Sweeping Day, maka membersihkanmakam juga adalah sesuatu yang lazim. Yang tidak kalah mulia pada saat ziarah ke kuburan ini, adalah kadang-kadang ada makam yang sudah tak terurus lagi dikarenakan tidak ada lagi anggota keluarga yang mengunjungi, maka anggota masyarakat yang masih mengenal akan turut bersembahyang dan menghormati serta membersihkan makam leluhur tersebut. Tidak jarang pula terjadi ada anggota keluarga yang sudah lama merantau, ketika kembali mengunjungi lokasi makam leluhur sudah tidak tahu lagi lokasi persis makam dan kebingungan mencari dan bertanya. Beruntung jika ada masyarakat setempat yang masih dapat mengingat dan membantu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun