Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

KARTU PALSU ANIMAL KAISER

6 Desember 2009   03:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 13623 0
Game arcade paling populer belakangan ini, Animal Kaiser yang dirilis oleh perusahaan software game, Namco paling digandrungi anak-anak. Mesinnya bertebar di mana-mana, di Time Zone, Cinemax 21, dan amusement park lainnya. Game "gula" ala hewan kondang seantero dunia ini memang punya daya tarik melebihi arcade lainnya. Bahkan popularitas Dino Duel pun telah tamat oleh persaingan antar-game.

Animal Kaiser menyajikan grafis 3D yang lebih menakjubkan ketimbang Dino Duel, walaupun dengan konsep yang sama. Sama-sama gulat ala WWF dengan pelakunya binatang terkenal. Animal Kaiser juga menawarkan iming-iming kartu koleksi sebagai bonus. Bahkan kartu koleksi ini kemudian kerap jadi taruhan bagi anak-anak. Siapa yang memenangkan pertarungan, maka ia yang berhak memperoleh kartu, meskipun yang membayar satu set game (satu ronde) dengan kartu slash adalah lawannya.

Skenario Animal Kaiser juga lebih seru. Tidak berbelit-belit seperti halnya Dino Duel. Proses loading yang lebih cepat. Dan paling penting adalah pertarungan itu sendiri membuat anak-anak exciting, terkesima. Maka tidak jarang jika pemainnya (anak-anak itu) seperti ikut dalam dinamika kekerasan seekor singa yang tengah membanting burung rajawali. Bum! Menghunjam tanah dengan keras.

Sebuah permainan memang selalu punya sisi negatif dan positif. Secara mudah negatifnya adalah membuat addict, ketagihan. Karena dimainkan sebagai arcade di pusat permainan, maka Anda sebagai orang tua harus rela merogoh kantung untuk sekali permainan (satu set/ronde) seharga Rp 6.250,- Harga yang sebenarnya terhitung mahal di banding arcade game lainnya. Anak-anak juga seperti dipertontonkan oleh adegan perkelahian layaknya gulat gaya bebas, meski pelakunya adalah mahluk hewan.

Sisi positifnya, Animal Kaiser mengenalkan puluhan (mungkin juga ratusan) hewan realistis yang tersebar habitatnya di seluruh dunia. Ilmu-ilmu zoologi dasar yang pas buat anak-anak juga bisa diperoleh. Sebut saja burung Condor yang ternyata adalah hewan khas dari Mexico itu bisa terbang sampai ketinggian 5.000 meter dpl berkat kekuatan tulang dan otot di bagian sayap.

Game yang secara resmi dirilis Namco pada pertengahan tahun 2009 ini juga melahirkan semacam pergaulan baru yang mengikat anak-anak satu sama lain. Ada komunikasi dan informasi yang meluncur dari satu mulut ke mulut lain dari bocah-bocah. Mereka saling berbagi "keilmuannya". Bahkan kemudian terjadi transaksi secara barter. Bagi anak-anak yang memiliki "jiwa" dagang, otaknya bekerja untuk mendayagunakan koleksi kartunya untuk bisa dijual. Dia tak perlu barter, tapi uang yang entah ia gunakan untuk apa. Ya, proses berniaga itu ada di kelompok usia anak-anak SD itu.

Animal Kaiser kemudian menciptakan berbagai perspektif. Permainan, adu gulat keras, koleksi kartu yang membuat penjualan album kartu nama laku keras sebagai tempat menyimpan kartu-kartu binatang itu, juga perdagangan di antara sesama anak.

Sekarang, bahkan melahirkan perspektif baru berkat hype-nya. Orang dewasa dengan segala otak bisnis dan kelicikannya, memanfaatkan kartu-kartu itu untuk diperoleh secara mudah. Caranya dengan memindai, mencetak, dan menjual produk kartu itu. Yang terjadi adalah ilegalitas. Produk kartu palsu, produk bajakan. Anda mau tahu harganya?

Survey saya menyebutkan sebuah kartu bisa dijual seharga Rp 40.000,-. Saya temukan di depan sebuah sekolah ternama di bilangan Bumi Serpong Damai. Ada pula yang cetakannya agak kumal alias kabur, dibanderol sebesar Rp 15.000. Yang buram sekali  alias tidak terbaca teks kecilnya, dilego seharga Rp 5.000.

Luar biasa cerdiknya sang penjual. Dia tahu persis hukum supply and demand. Kartu termahal tadi adalah kartu yang memang paling jarang keluar dari mesin game Animal Kaiser. Maka ia mematoknya seperti sebuah produk eksklusif. Harganya wajar toh kalau lebih mahal. Yang pasaran, ya murah saja. Celakanya kita rela memberi uang saku lebih ke anak yang merengek karena ia harus memperoleh kartu eksklusif itu agar ia bisa mempertontonkan ke teman-temannya.

Coba kita hitung. Dengan Rp 40.000,- anak Anda sebenarnya sudah bisa memainkan sedikitnya enam kali ronde yang rata-rata makan waktu sekitar 10 menit. Dan dijamin memperoleh kartu yang sebenarnya merupakan bonus yang diberikan. Memang Anda tak bisa memilih.

Mustinya Namco atau siapapun yang memperoleh lisensi game ini di Indonesia menyadari betul bahwa kreativitas mereka sudah ditunggangi oleh orang lain untuk memperoleh keuntungan. Persis seperti aroma pembajakan game PS, VCD karaoke, atau DVD film Hollywood. Bedanya, game atau film bajakan itu dijual murah. Sementara kartu binatang Animal Kaiser berkalilipat lebih mahal. Sudah mahal palsu pula.

Anak-anak cuek saja. Karena kartu-kartu palsu itu tetap dapat dimainkan sebagai gacoan di mesin game Animal Kaiser yang cuma satu-satunya itu dan mesin orisinal. Beda dengan DVD bajakan yang bisa diputar di mesin player mana saja. Perusahaan film Hollywood memang tidak pernah membuat video player yang hanya bisa memutar DVD ori. Sementara Namco hanya membuat satu mesin Animal Kaiser yang tentu tak bisa dibuat oleh perusahaan kompetitornya. Maka seharusnya kartu-kartu Animal Kaiser palsu  itu pun tak bisa dipindai di mesin tersebut.

Namco harus sadar akan hal ini. Percuma mereka bikin bonus kartu Animal Kaiser dan memiliki otoritas terhadap mesin-mesin karyanya, tapi kemudian sistemnya bisa digunakan oleh kartu palsu yang harga sebuahnya bisa untuk enam kali main. Oh my god! (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun