Ketika teman saya sedang dioperasi dirumah sakit karena kecelakaan, saya dan beberapa teman yang lain berencana untuk menggalang dana di jalan raya karena kami memiliki rasa prihatin yang menggelora. Suatu fenomena yang sangat menggelitik hati, ketika kebanyakan orang-orang kaya dengan kendaraan mereka yang mewah menggelengkan kepala untuk sekedar memberikan uang recehnya kepada kami. Sedangkan sopir angkutan umum yang berkantong pas-pasan dengan senyumnya yang tulus penuh keikhlasan rela memberikan sebagian rezekinya untuk saudara kami, bahkan seorang pengamen jalananpun rela untuk memberikan sebagian hasil ngamennya kepada kami.
Bagaimana tidak ketika orang-orang miskin ini disebut sebagai orang sholeh. Meskipun dalam keadaan terhimpit mereka masih menyisakan ruang-ruang untuk orang yang kesusahan. Sedangkan orang-orang kaya dengan segala kelebihan ekonomi yang dimiliki masih merasa kurang dengan kehidupannnya. Maka pantaslah dalam statemen tersebut orang-orang kaya akan mendapat dosa dan disegerakan siksanya, namun tidak semua tentunya.
Ternyata realitas kehidupan seperti ini masih banyak muncul dikalangan masyarakat. Padahal di negara kita kemiskinan semakin merajalela diberbagai wilayah. Ironis sekali bukan ? ketika kemiskinan tidak dibarengi dengan kekayaan yang lomo. Maksudnya ketika datang kemiskinan maka orang-orang kaya juga berkewajiban untuk membantu orang-orang miskin dalam memenuhi kebutuhannya.
Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin
Zaman sekarang banyak orang yang kaya akan semakin kaya dengan segala bentuk kekayaan yang dimilikinya. Baik berupa perdagangan, pertanian, perkebunan, dan berbagai kesuksesan bisnis yang digelutinya. Dan lagi-lagi orang miskinlah yang akan menjadi pekerja yang mudah disetir kanan kiri atau dijadikan boneka oleh orang kaya tersebut.
Selama dalam kehidupan masyarakat masih terdapat perbedaan taraf kehidupan yang mencolok, gubuk-gubuk kecil bersebelahan dengan gedung-gedung mewah, lantai tanah bersebelahan dengan lantai permadani yang sangat indah, orang-orang miskin yang tangannya menengadah terhadap orang-orang kaya, maka iri dan dengki akan sesama akan semakin merajalela ditengah masyarakat.
Dengan kemiskinan tersebut akan memberikan jalan yang buruk terhadap realisasi kepemimpinan serta kemerdekaan suatu bangsa. Orang yang miskin tidak akan berani untuk membela tanah airnya sendiri. Mau membela dengan apa mereka ? kekuatan saja tidak ada apalagi dengan suguhan ekonomi. Hanya sekedar membebaskan diri dari lilitan rasa lapar saja susahnya bukan main hendak mengurusi Negara. Mana mau ?
Dengan kenyataan yang seperti ini tentu saja orang miskin semakin terpojokkan oleh kehadiran orang kaya yang semakin mengeruk keuntungan disetiap sudutnya. Segala bentuk pembelaan akan diberikan kepada orang kaya yang menempati strata sosial yang tinggi, dan lagi-lagi orang miskin dengan strata ekonomi rendah harus mengelus dada untuk sekedar memperoleh suatu keadilan dan perhatian dari pemerintah.
Bukalah mata hati
Pada dasarnya setiap manusia tidak akan bisa untuk hidup sendiri, karena manusia membutuhkan orang lain dalam berkehidupan baik itu tua atau muda, kaya atau miskin satu sama lain saling membutuhkan. Dengan begitu seharusnya terbukalah mata hati orang-orang yang dalam perekonomian telah mapan, untuk membantu saudaranya yang lemah dan membutuhkan pertolongan.
Yusuf Qardhawi dalam bukunya Teologi Kemiskinan menyatakan bahwasanya kemiskinan itu dapat ditanggulangi dengan adanya kesadaran diri dari para elite kelas untuk membantu yang yang miskin. Dengan kesadaran diri tersebut orang miskin akan merasa dihargai dan dipedulikan dan orang kaya akan merasakan kesenangan jiwa apabila dapat membantu sesama. Dengan begitu akan tercipta suatu kesejahteraan dan saling tolong menolong yang sesungguhnya.