Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Aku Sendiri dan Tak Ada Kau di Sini

31 Mei 2018   16:19 Diperbarui: 31 Mei 2018   16:18 730 7
Aku sendiri dan tak ada kau di sini. Tahun-tahun panjang telah mengubah manusia menjadi ular yang mengganti kulit, yang melata dan memakan apa saja ada di hadapannya: harapan, keputus asaaan, kesedihan ekslusif turun-temurun mereka, mimpi, cinta, hingga kelicikannya sendiri.

Aku sendiri dan tak ada kau di sini. Kau menjelma obrolan-obrolan ringan di warung-warung kopi yang dibisikan orang-orang yang kukenal, di perpustakaan daerah yang sepi pengunjung, di bangku taman kota pukul dua dini hari, dan jalan lorong yang piawai menumbuhkan perasaan curiga, dan kamar mandi kepalaku yang saban hari menanti penyanyinya naik ke panggung dan jangan menghentikan lagunya karena belum puas.

Kendaraan-kendaraan lewat. Kepul panas asap kopi mencari ruang yang lebih dingin lebih lembut seperti pangkuan ibu. Potongan-potongan jalan buntu. Dongeng yang diciptakan untuk menakuti orang-orang tak bersalah, yang dituturkan seorang paman, dan, kau tak ada ketika aku seorang bocah yang ketakutan berada di tengah-tengah jalan ceritanya.

Aku sendiri dan tak ada kau di sini. Kau menjelma plakat-plakat pinggir jalan yang kutemukan sebagai petunjuk arah, cabang-cabang persimpangan itu. Yang haus dilewati orang-orang asing.

Aku sendiri dan tak ada kau di sini. Aku menjelma penumpang yang saban hari mengepak barang-barangku, bervakansi ke kota yang kuciptakan di mimpiku, yang ada kau di sana tapi kau tak ada di sini ketika mataku terbuka dan tirai jendela membagi cahayanya ke mataku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun