Kehidupan itu sepi.
Yang ramai itu kepalamu
Sarang segala perangai kau butuh keberanian duduk di tempat asing.
Ketika aku duduk di tempat asing
Hinggar kepalaku membuat puisinya sendiri
Tak mengerti pada mulanya
Tak memahami bisa begitu melengking huruf-hurufnya mengisi
Dari rencanaku hidup seribu tahun
Sebetulnya aku tak mau merasa sendirian dan
Cuma itu, betapa aku ingin bilang: kepengin bersamamu
Kesepian hampir berumur panjang
Ngilu yang sama sekali disimpan
di dada semua orang
Percakapan-percakapan halus
Menyamarkannya, menyembunyikannya
Membuatnya awet muda.
Pikiran apa yang hendak kita capai
Ujung-ujung jemari dalam jaket
yang mendadak jadi dingin.
Aku jadi takut semua orang berbuat salah.
Sebab
Aku hanya aku ingin kau lakukan hal yang benar
Menanakkan kesepian-kesepian itu
Di atas tungku api rumahmu
Lalu
Di antara celah waktu,
Kau dapati aku tengah duduk di tempat asing
Dari balik celah jaketku
Kau menyelipkan sebelah tanganmu
memastikanku menyantapnya
Mengajakku pulang bersamamu.