Dia bisa saja pergi ke tempat jauh di luar jangkauanku. Terserempet mobil, didaku pencuri oleh warga sekampung, menjadi korban ledak berkeping-keping bom bunuh diri, atau bisa juga, dibunuh kelambatan detak jantungnya sendiri sebelum sempat menanggalkan celana dalamnya di rumah.
Meskipun kecil kemungkinannya hal-hal semacam itu jarang terjadi. Namun memangnya makhluk macam apa dia, sehingga bisa dengan mudah terhindar dari bencana-bencana kecil dan bahaya besar. Dan bukankah kesempatannya selalu sama bagi setiap mereka yang juga sama sekali tak memiliki kesempatan? Um. Kalo itu pertanyaannya, saya pun sering memikirkannya. Tapi kali ini sebaiknya saya mesti berhenti memikirkannya. Sebab sudah jelas. Tugas saya mendengarkan. Bukan memberi solusi. Seperti yang sepatutnya tugas yang diemban seonggok asbak meja di teras rumah.