Kehebohan buku negri lima menara, tidak serta merta membuat saya membaca novelnya, yah biasa saya memang orang yang tidak hobi membaca novel, apalagi yang tebal-tebal melihatnya saja sudah sesak nafas J. Saya pun cuman mendengar dari mulut kemulut kalau buku tersebut menceritakan kisah anak yang sekolah di gontor ponorogo, meski bagi saya nama gontor adalah nama yang tidak asing bagi saya, karena saya juga merupakan alumni pesantren di salah satu daerah di Kab. Bone Kajuara yang banyak mengambil kurikulum gontor, begitu juga dengan guru-guru saya yang sejak kelas satu sampai kelas 3 diajari oleh alumni gontor, dan sampai saat ini displinnya pun tetap dilaksankan.