"Nyala api ini adalah pelitaku, untaian kata ini adalah jimatku, persembahan puisi ini adalah perpisahan kita, esok setelah ayam berkokok aku akan merantau, jangan tunggu aku, lepaskan deritaku, kubur denganmu" selepas Pandu membaca sajaknya ia betul berangkat ke Tawau Malaysia. Ia ikut dengan orang dewasa, aku sudah kenal huruf, angka dan mata uang, izinkan aku berangkat, cukuplah rumpunku yang menderita di Belanga ini.
KEMBALI KE ARTIKEL