Untung saja sinar matahari pagi itu cukup tajam hingga menembus celah-celah bambu. Cukup untuk membangunkan Geya dari tidur -tidur ayamnya. Angin pagi cukup dingin sedari tadi. Ia terus menyendiri sembari memeluk tubuhnya yang rapuh itu. Cukup rapuh baginya tanpa ada tumpuan sedikit pun. Ia semakin dijauhi dari kawanannya sejak awal bulan Desember. Ia bahkan dicampakkan lantaran tinggal dirinya yang masih perawan.
KEMBALI KE ARTIKEL