Malam itu cuaca begitu dingin. Angin kemarau dari timur laut terus saja berhembus. Nenek sudah memasang kelambu, ia juga memasangkan kami sarung. Bahkan pelukannya pun yang hangat itu masih membuat kami terasa dingin. Dingin di malam itu sangat berbeda. Pori-pori kulit seakan terbuka, bulu-bulu pun seakan berdiri. Kami merinding kedinginan. Angin terus berhenmbus, sesekali terasa kencang sekali. Tubuh nenek sudah tidak mampu lagi menghangatkan tubuh kami. Giginya pun ikut menggerutu lantaran kedinginan.
KEMBALI KE ARTIKEL