Setelah semuanya pulang dari pasar Benteng, ibu-ibu di Belanga bergegas ke rumah
Arajang. Mereka membantu Bu Aliah menyiapkan segalanya untuk acara
Mappaenre. Sejak kematian nenek maria, Ibu Aliah telah dinobatkan sebagai penjaga adat Belanga oleh masyarakat dan dewan adat. Sehingga kehidupannya sehari-hari hanya di rumah adat itu. Bahkan ia juga sudah sedikit demi sedikit menjauh dari aktivitas keduniawian. Dalam artian ia hanya mengurusi aktivitas ibadah kepada Tuhan dan aktivitas kebudayaan masyarakat Belanga. Ia tak ke sawah, ke kebun dan juga tidak ke pasar layaknya ibu-ibu lainnya di Belanga. Ibu Aliah layaknya Bissu atau orang suci yang bekerja mengurusi aktivitas kebudayaan dan ketuhanan saja.
KEMBALI KE ARTIKEL